Usaha dan doa

Hari ini adalah hari pengumuman Ujian Nasional tingkat SMP. Sedari pagi tadi, Helga sudah tidak sabar untuk melihat hasil ujiannya. Begitupun dengan Bu Sri, yang tidak lain adalah ibu Helga. Bu Sri berharap nilai ujian anaknya itu sangat baik. Helga yang hari-harinya tidak pernah lepas dengan buku, membuat Bu Sri ikut bangga dengan usaha anaknya walaupun belum tahu akan hasilnya nanti.
Sudah setengah jam, Helga dan ibunya berada di aula sekolah. Mereka dengan sabar menanti panggilan ibu kepala sekolah. Helga yakin jika nanti ia akan memperoleh nilai yang memuaskan. Namun, jika nilainya tidak seperti apa yang Helga harapkan ia tidak pantang menyerah. Justru ia akan lebih giat belajar daripada yang sebelumnya. Helga hanya pasrah kepada Allah mengenai hasilnya nanti.
Tiba-tiba Helga dipanggil oleh guru kelasnya. Degup jantungnya kini tidak lagi beraturan, disertai keringat dingin ia maju didepan seluruh wali murid kelas sembilan. Saat itu, kepala sekolah di SMP-nya juga mendekati Helga lalu mengalungkan selempang bertuliskan ‘Nilai Terbaik Bahasa Indonesia’. Ucapan syukur kini mengalir dari bibir mungilnya.
Selang beberapa menit, Helga kembali ke tempat duduk dekat ibunya. Dengan bangga ia menunjukkan sertifikat penghargaan atas nilai terbaiknya. Air mata bahagia Bu Sri mengalir tanpa sepengetahuan anaknya. Kini senyuman manis tergambar di bibir mereka.
Usaha Helga selama ini tidak sia-sia. Usaha disertai do’a, itulah senjata paling ampuh untuk menempuh sesuatu. Usaha tanpa do’a adalah sombong, doa tanpa usaha adalah sia-sia. Jadi, dalam usaha harus diimbangi juga dengan do’a, begitupula sebaliknya.

Artikel yang Direkomendasikan