
Tumpeng adalah Budaya atau bagian dari acara tradisional Jawa. Memiliki makna filosofis yang dalam. Berikut beberapa makna filosofis tumpeng:
1. *Simbol kesederhanaan*: Tumpeng terbuat dari nasi yang di bentuk menjadi kerucut, melambangkan kesederhanaan dan kerendahan hati.
Sebagai perlambang manusia akan menuju ke Tuhan (Atas). Meninggalkan harta dunia (sayur dan lauk pauk di bawah tumpeng)
Baca Juga: Gudeg: Kuliner Legendaris Yogyakarta Kaya Akan Nilai Budaya
2. *Makna spiritual*: Tumpeng sering di sajikan dalam upacara keagamaan dan ritual, melambangkan hubungan antara manusia dan Tuhan.
Ada golong (nasi bulat) sebagai perlambang….
3. *Simbol persatuan*: Tumpeng sering di sajikan dalam acara komunitas, melambangkan persatuan dan kebersamaan.
4. *Makna syukur*:
Tumpeng di sajikan sebagai bentuk syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan. Dalam bentuk syukuran / tasyakurantatasyakuran
5. *Simbol harapan*: Bentuk kerucut tumpeng melambangkan harapan dan cita-cita yang tinggi.
Bentuk atau wujud permohonan jika punya hajat.
Dalam budaya Jawa, tumpeng memiliki makna yang sangat luas dan mendalam, tidak hanya sebagai makanan, tetapi juga sebagai simbol nilai-nilai spiritual dan sosial.
Karena tumpeng singkatan dari tumuju matang Pengeran (Tuhan).
Bersambung…
Baca: kebudayaan.jogjakota.go.id