Sabilulhuda, Yogyakarta – Selama ini, peran ayah dalam keluarga kerap kali dipersempit hanya sebagai pencari nafkah saja. Padahal, dari banyak pengalaman nyata yang ada di lapangan, justru kehadiran emosional ayah ini memiliki dampak jangka panjang yang sangat besar bagi tumbuh kembang anak.
Bukan soal seberapa besar penghasilan, bukan pula tentang seberapa mewah rumah yang ia miliki. Anak-anak tidak akan menunggu ayahnya membawa hadiah yang mahal. Tapi mereka sedang menunggu cerita, pelukan, perhatian, dan ketulusan dari seorang ayah.
Konsep inilah yang dalam Islam dikenal dengan Baiti Jannati bahwa rumah adalah surga. Dan menariknya, surga itu sering kali dimulai dari peran ayah itu sendiri.
Baca Juga: Jarang Disadari, Ini Dampak Anak Tumbuh Tanpa Ayah
Ayah Bukan Hanya Sebagai Kepala Keluarga
Ayah adalah pusat energi emosional di dalam rumah. Ketika ayah pulang dengan membawa amarah, maka rumah akan terasa sempit. Namun ketika ayah pulang dengan membawa cerita dan kehangatan, maka rumah akan berubah menjadi tempat yang dirindukan.
Ada satu hal yang penting bahwa ayah harus mampu melepaskan atribut luar saat sampai di rumah.
Seperti jabatan, lelah, dan tekanan pekerjaan seharusnya berhenti di depan pintu. Sehingga ketika ia di dalam rumah, yang ada hanyalah ayah, suami, dan teman bermain anak-anak. Karena rumah itu sebenarnya bukan hanya house, tetapi home.
Mengapa Peran Ayah Sangat Penting?
Berikut skema sederhana dampak kehadiran ayah dalam kehidupan anak:
| Aspek Anak | Dampak Kehadiran Ayah |
| Emosi | Anak lebih stabil, percaya diri |
| Sosial | Mudah beradaptasi & empati |
| Mental | Tangguh menghadapi tekanan |
| Karakter | Mandiri & bertanggung jawab |
| Spiritual | Mudah meniru nilai kebaikan |
Menurut Risman Musa, seorang praktisi parenting dan keluarga, anak memiliki sensitivitas tinggi terhadap ketulusan. Anak bisa merasakan apakah pelukan ayahnya tulus atau hanya sebagai formalitas saja.
Baca Juga: Stop! Kebiasaan Ayah Ini Diam-Diam Bikin Anak Terluka
Ayah yang Dikenang Anak Bukan yang Sempurna
Ada satu pola yang sangat kuat, bahwa anak akan mengingat kebersamaan, bukan fasilitasnya. Anak-anak akan menunggu ayahnya pulang bukan karena mereka ingin hadiah, tetapi karena ingin:
- Mendengar cerita dari ayahnya
- Dipeluk walau ayah masih berkeringat
- Bermain meski hanya sebentar
- Merasa ayah hadir sepenuhnya
Bahkan aktivitas sederhana seperti duduk jongkok, bercanda, atau mengusap kepala anak dapat menjadi memori yang melekat seumur hidup.
Kesalahan Ayah yang Sering Terjadi
Tanpa kita sadari, banyak ayah yang terjebak dalam pola berikut:
- Merasa cukup dengan hanya memberi uang
- Terlalu lelah untuk mendengar cerita dari anak
- Menganggap bermain itu tidak penting
- Lebih nyaman di luar rumah
Padahal, waktu kedekatan ayah dan anak sangatlah singkat. Setelah anak beranjak remaja, mereka tidak lagi mudah dipeluk atau diajak bermain.
Solusi Praktis untuk Ayah Zaman Sekarang
Berikut beberapa solusi sederhana bagi seorang ayah:
1. Bawa Cerita, Bukan Benda
- Anak anak biasanya mereka lebih menunggu cerita ayah bila dibandingkan dengan membawa oleh-oleh. Seperti cerita lucu saat di jalan, pengalaman yang sepele, atau hal unik sudah cukup membuat anak merasa di perhatikan.
2. Hadir Secara Utuh
- Saat bersama anak, simpan ponsel. Tatap mata mereka. Dengarkan dengan sungguh-sungguh.
3. Jadilah Role Model
Anak belajar dari apa yang biasa mereka lihat:
- Ayah salat maka anak akan meniru
- Ayah jujur maka anak akan belajar integritas
- Ayah lembut maka anak akan merasa aman
Menurut Dr. Megawangi, pakar pendidikan keluarga, keteladanan ayah adalah pendidikan karakter yang paling efektif bagi anak.
Baca Juga: Peran Laki-Laki Dalam Pendidikan Anak Usia Dini
Peran Ayah dan Ibu Harus Selaras
Peran ayah juga tidak bisa berdiri sendiri. Dibutuhkan kerja sama antara suami-istri. Kesepakatan dalam mendidik anak, termasuk saat harus tega, menjadi kunci keberhasilan dalam jangka panjang. ketika ayah dan ibu bisa satu suara, maka anak akan tumbuh lebih kuat dan juga mandiri.
Rumah yang Dirindukan Anak
Anak-anak akan rindu pulang jika:
- Ayahnya hadir
- Ibunya mendukung
- Rumah penuh canda tawa
- Ada rasa aman dan diterima
Baiti Jannati ini bukan tentang kemewahan, tetapi suasana hati.
Anak yang memiliki hubungan dekat dengan ayah cenderung memiliki kesehatan mental lebih baik saat dewasa.
Ayah, Waktu Tidak Bisa Diulang
Anak akan tumbuh dengan cepat. Masa emas kebersamaan tidak akan kembali lagi. Sehingga apa yang ayah tanam hari ini, maka akan berbuah puluhan tahun ke depan.
Seperti pelukan yang tulus, bercanda, dan hadir secara penuh akan menjadi bekal anak menghadapi dunia. Karena pada akhirnya, ayah yang hadir akan selalu hidup di hati anak-anaknya, bahkan ketika waktu telah berlalu.
Baca Juga: PRINSIP DALAM MENDIDIK ANAK













