Talas (Colocasia esculenta)! Umbi-Umbian Yang Kaya Manfaat Dari Tropis – Talas, yang memiliki nama ilmiah Colocasia esculenta, adalah salah satu tanaman umbi-umbian yang telah dibudidayakan manusia sejak ribuan tahun lalu. Tanaman ini berasal dari wilayah tropis Asia, namun kini menyebar luas hingga ke Afrika, Pasifik, dan Amerika Selatan.
Talas tidak hanya berperan sebagai bahan pangan, tetapi juga memiliki nilai ekonomi, budaya, dan kesehatan yang tinggi.
Di Indonesia, talas dikenal dengan berbagai nama lokal, seperti tales, keladi, atau taro. Umbi ini menjadi bahan dasar banyak hidangan tradisional, dari camilan gorengan hingga kue basah yang manis. Tidak sedikit pula masyarakat yang mengolah daunnya menjadi sayur lezat, setelah melalui proses perebusan untuk menghilangkan getahnya.
Ciri-Ciri Dan Klasifikasi Umbi Talas (Colocasia esculenta)
Talas termasuk keluarga Araceae dan tumbuh subur di daerah beriklim panas dan lembap. Tingginya bisa mencapai 1–2 meter, dengan daun lebar berbentuk hati berwarna hijau segar. Umbinya berbentuk bulat hingga lonjong, berkulit cokelat muda atau tua, dengan daging umbi berwarna putih, krem, atau keunguan, tergantung varietasnya.

Klasifikasi ilmiahnya Adalah Sebagai Berikut:
- Kingdom: Plantae
- Ordo: Alismatales
- Famili: Araceae
- Genus: Colocasia
- Spesies: Colocasia esculenta
Varietas Umbi Talas
Talas memiliki banyak varietas yang di bedakan berdasarkan bentuk, ukuran, dan warna umbi. Di Indonesia, beberapa jenis yang populer antara lain:
- Talas Bogor – terkenal dengan daging umbi yang berwarna ungu muda dan tekstur lembut.
- Talas Beneng – varietas dari Pandeglang, Banten, yang berukuran sangat besar dan cocok untuk olahan industri.
- Talas Belitung – berwarna putih kekuningan, banyak diolah menjadi keripik.
- Talas Jepang (Satoimo) – umbinya kecil-kecil dan sering di gunakan dalam sup atau rebusan.
Kandungan Nilai Gizi Pada Umbi Talas
Talas merupakan sumber energi yang baik, terutama karena kandungan karbohidrat kompleksnya. Dalam 100 gram umbi talas segar terkandung:
- Energi: ±142 kkal
- Karbohidrat: ±34,6 g
- Protein: ±0,5 g
- Lemak: ±0,1 g
- Serat pangan: ±5,1 g
- Vitamin C, B6, E, dan folat
- Mineral seperti kalium, magnesium, fosfor, dan mangan
Kandungan serat yang cukup tinggi menjadikan talas baik untuk pencernaan, sementara kadar lemaknya yang rendah membuatnya cocok bagi diet rendah lemak.
Baca Juga:

Ubi Jalar (Ipomoea batatas) Tanaman Pangan Bergizi Dan Serbaguna https://sabilulhuda.org/ubi-jalar-ipomoea-batatas-tanaman-pangan-bergizi-dan-serbaguna/
Manfaat Talas Untuk Kesehatan
Konsumsi talas secara teratur dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan, antara lain:
1. Sumber Energi Berkelanjutan
Karbohidrat kompleks pada talas di cerna lebih lambat di bandingkan gula sederhana, sehingga memberikan rasa kenyang lebih lama.
2. Menyehatkan Sistem Pencernaan
Kandungan serat membantu menjaga kesehatan usus, mencegah sembelit, dan mendukung mikrobiota usus yang baik.
3. Menjaga Kesehatan Jantung
Kalium dalam talas membantu mengatur tekanan darah dan keseimbangan cairan tubuh.
4. Baik untuk Penderita Diabetes
Indeks glikemiknya yang relatif rendah menjadikan talas lebih aman untuk di konsumsi penderita diabetes dalam jumlah moderat.
5. Mendukung Sistem Imun
Vitamin C yang terkandung membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Pengolahan Dan Pemanfaatan
Talas harus dimasak sebelum di konsumsi untuk menghilangkan senyawa oksalat yang dapat menyebabkan rasa gatal di mulut dan tenggorokan. Umbi talas bisa diolah menjadi:
- Keripik talas – camilan gurih yang digoreng kering.
- Kue talas – berbentuk bolu atau lapis legit dengan rasa manis legit.
- Kolak talas – umbi yang direbus dengan santan dan gula merah.
- Bubur talas – di haluskan menjadi bubur manis atau gurih.
Selain umbinya, daun talas juga di manfaatkan sebagai sayuran, seperti pada masakan sayur lompong di Jawa atau lau lau di Maluku. Daun harus di rebus dengan benar untuk mengurangi getah.
Budidaya Talas
Talas cukup mudah di budidayakan di lahan sawah atau tegalan dengan tanah gembur dan lembap. Waktu tanam terbaik biasanya pada awal musim hujan. Perbanyakan di lakukan dengan menggunakan anakan umbi atau potongan batang bawah.
Dalam 6–9 bulan, talas sudah bisa dipanen. Tanaman ini relatif tahan hama, meskipun tetap perlu dijaga dari serangan ulat dan penyakit busuk umbi.
Nilai Ekonomi Dan Potensi Industri
Talas memiliki nilai jual yang cukup baik, baik di pasar lokal maupun ekspor. Di beberapa daerah seperti Bogor, Pandeglang, dan Belitung, talas menjadi komoditas unggulan yang di olah menjadi aneka produk bernilai tambah.
Bahkan, industri makanan modern kini memanfaatkan tepung talas sebagai bahan baku roti, mi, hingga es krim.
Selain itu, limbah daun dan batangnya dapat di manfaatkan sebagai pakan ternak, sehingga pemanfaatan tanaman ini dapat bersifat menyeluruh.
Talas (Colocasia esculenta) merupakan sumber gizi, potensi ekonomi, dan warisan kuliner yang kaya. Dengan pengolahan yang tepat, talas dapat menjadi bahan pangan sehat dan bernilai tinggi, sekaligus mendukung ketahanan pangan lokal.
Di tengah tren kembali ke pangan alami, talas memiliki peluang besar untuk kembali menjadi primadona di meja makan masyarakat.
Baca Juga: Sederet Manfaat Kunyit untuk Kesehatan