Angin berhembusan dengan begitu kencangnya.
Rintihan air yang menyirami tanah kelahiran dengan begitu derasnya.
Akankah hari ini ada sinar mentari untuk kehidupan?
Akankah hari ini akan baik-baik saja?
Tuhan…
Betapa rindunya diri ini menunggu hadirnya.
Yang mendatangkan kebahagiaan walau sekejap mata.
Aku merindukannya…
Ia yang datang di sore hari…
Ia yang tak pernah mengingkari janjinya.
Walau ia harus bersaing dengan keadaan.
Ia berjanji akan kembali walau itu bukan esok.
Tapi ia selalu menepatinya.
Ia mendatangkan kebahagiaan yang sederhana.
Ia yang datang hanya sekejap namun sangat berarti untuk selamanya.
Ku akan tunggu hadirmu, walau entah kapan engkau akan menampakkan dirimu.
Sinar mentari ku yang selama ini tak menampakkan diri…***
(Eva)