Oleh: Ki Pekathik
Ridha Dengan Takdir Sebagai Kunci Syukur – Hidup adalah ladang ujian. Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang luput dari qadha dan qadar Allah. Sebagai makhluk yang lemah, kita tidak punya kuasa untuk menolak takdir.
Kita memiliki kuasa untuk memilih bagaimana menyikapi takdir itu. Di sinilah letak kemuliaan seorang hamba: ridha kepada takdir Allah SWT, apapun bentuknya.
Makna Ridha Terhadap Takdir
Ridha (الرضا) berarti menerima dengan lapang dada segala yang telah Allah tetapkan, baik berupa nikmat maupun musibah. Bisa juga berarti pasrah yang disertai usaha serta ikhlas menerima hasil akhir setelah segala ikhtiar dilakukan.
Ridha adalah sikap batin yang menunjukkan keimanan sejati dan keyakinan bahwa Allah Maha Bijaksana dalam menentukan segala sesuatu.
Allah ﷻ berfirman:
وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًۭٔا وَهُوَ خَيْرٌۭ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًۭٔا وَهُوَ شَرٌّۭ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Ayat ini menegaskan bahwa takdir Allah sering kali di luar pemahaman kita. Apa yang tampak buruk bisa jadi justru membawa kebaikan besar dalam hidup kita, dan sebaliknya.
Baca Juga:

“Dengan Kejujuran, Doa, Dan Karya Bangkit Dari Tekanan” https://sabilulhuda.org/dengan-kejujuran-doa-dan-karya-bangkit-dari-tekanan/
Hadis Tentang Ridha Kepada Takdir
Nabi Muhammad ﷺ sangat menekankan pentingnya ridha terhadap ketetapan Allah. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:
إِنَّ عِظَمَ ٱلْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ ٱلْبَلَاءِ، وَإِنَّ ٱللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ٱبْتَلَاهُمْ، فَمَن رَّضِيَ فَلَهُ ٱلرِّضَا، وَمَن سَخِطَ فَلَهُ ٱلسَّخَطُ
“Sesungguhnya besarnya pahala itu sebanding dengan besarnya cobaan. Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia menguji mereka. Barangsiapa yang ridha, maka Allah akan meridhainya; dan barangsiapa yang murka, maka Allah akan murka kepadanya.” (HR. At-Tirmidzi, no. 2396. Hasan)
Hadis ini menjelaskan bahwa ridha terhadap ujian hidup adalah tanda kecintaan Allah. Dan barang siapa menerimanya dengan lapang dada, maka Allah pun akan meridhainya. Inilah kehormatan tertinggi bagi seorang hamba.
Ridha Membuka Pintu Syukur
Sikap ridha melindungi kita dari kesedihan dan keluhan berlebihan dan menjadi jalan pembuka rasa syukur yang tulus. Ketika hati ikhlas menerima segala ketetapan Allah, maka hati akan mudah melihat kebaikan, meskipun dalam musibah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ ٱلْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَّهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَّهُ
“Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin, karena semua urusannya adalah kebaikan. Jika mendapat kesenangan, ia bersyukur dan itu baik baginya. Jika mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu pun baik baginya. Dan ini tidak dimiliki kecuali oleh orang mukmin.” (HR. Muslim, no. 2999)
Hadis ini mengajarkan bahwa iman yang kuat akan melahirkan sikap ridha, dan sikap ridha akan menuntun kepada syukur dan sabar. Dua hal inilah yang membuat seorang hamba selalu berada dalam kebaikan, apapun keadaannya.
Hikmah Ridha Dalam Kehidupan Sehari-hari
Ketika seseorang ridha terhadap takdir, maka hidupnya akan dipenuhi ketenangan. Ia tidak mudah iri pada kehidupan orang lain, tidak menyalahkan masa lalu, dan tidak takut terhadap masa depan. Ia yakin bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah yang Mahabijaksana.
Contohnya:
Saat kehilangan pekerjaan, ia tidak mengeluh, tetapi berusaha dan bersyukur atas waktu yang tersedia untuk keluarga dan introspeksi.
Ketika sakit, ia tidak mencela takdir, tapi menerimanya sebagai cara penghapus dosa dan bentuk perhatian Allah agar lebih dekat kepada-Nya.
Sikap ini sangat berbeda dengan orang yang tidak ridha, yang terus menerus merasa hidupnya tidak adil, mudah marah, cemas, dan selalu membandingkan nasibnya dengan orang lain. Maka ini adalah obat hati dari racun ketidakpuasan.
Ridha Sebagai Jalan Menuju Kedekatan Dengan Allah
Ridha mendatangkan ketenangan dan rasa Syukur serta mendekatkan seorang hamba kepada Allah. Sebab, ketika kita ridha terhadap apa yang Allah takdirkan, itu artinya kita mengakui ke-Maha-Tahu-an dan ke-Maha-Baik-an Allah.
Dalam hadis Qudsi, Allah ﷻ berfirman:
إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِي بِحَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ عَوَّضْتُهُمَا مِنْهُمَا الْجَنَّةَ
“Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan (hilangnya) dua yang dicintainya (maksudnya: kedua matanya), lalu ia bersabar, maka Aku gantikan baginya dengan surga.” (HR. Al-Bukhari, no. 5653)
Bayangkan, ujian seberat kehilangan penglihatan, jika diterima dengan sabar dan ridha, akan diganti dengan surga! Ini menunjukkan betapa besar ganjaran dari ridha dan sabar atas takdir Allah.

Cara Menumbuhkan Ridha Kepada Takdir
Ridha perlu dilatih dan dipupuk. Berikut beberapa cara menumbuhkan ridha dalam hati:
1. Tingkatkan iman kepada qadha dan qadar
Yakini bahwa segala sesuatu terjadi atas izin Allah dan pasti ada hikmah di baliknya.
2. Banyak berdzikir dan membaca Al-Qur’an
Dzikir menguatkan hati, menenangkan jiwa, dan membuat kita lebih pasrah kepada Allah.
3. Lihat ke bawah, bukan ke atas
Rasulullah ﷺ bersabda:
ٱنظُرُوا إِلَىٰ مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنكُمْ، وَلَا تَنظُرُوا إِلَىٰ مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ
“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kalian, dan jangan melihat kepada orang yang di atas kalian, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.” (HR. Muslim, no. 2963)
4. Bergaul dengan orang-orang shalih
Lingkungan sangat memengaruhi hati. Bersahabatlah dengan mereka yang pandai bersyukur dan ridha, agar kita bisa ikut terbawa dalam suasana hati yang tenang.
5. Perbanyak doa dan mohon kekuatan hati
Ridha adalah karunia Allah, maka mintalah dengan sungguh-sungguh dalam doa:
اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي رَاضِيًا بِقَضَائِكَ، صَابِرًا عَلَى بَلَائِكَ، شَاكِرًا لِنَعْمَائِكَ
“Ya Allah, jadikanlah aku ridha terhadap ketetapan-Mu, sabar atas ujian-Mu, dan bersyukur atas nikmat-nikmat-Mu.”
Ridha Membawa Jiwa Pada Ketenangan
Ridha adalah tangga pertama menuju syukur, dan syukur adalah kunci kebahagiaan sejati. Orang yang ridha akan selalu tenang, karena ia yakin bahwa Allah tidak pernah salah dalam menentukan takdir. Dari ridha lahirlah sabar, dari sabar lahirlah syukur, dan dari syukur lahirlah cinta kepada Allah.
Jika hati Anda belum sepenuhnya bisa menerima takdir dengan lapang, jangan putus asa. Latih diri Anda, teruslah berdoa, dan bacalah kisah-kisah para nabi dan orang-orang shalih yang tabah menghadapi takdir. Maka insya Allah, Allah akan lembutkan hati Anda, dan Anda akan merasakan nikmatnya ridha, manisnya sabar, dan lezatnya syukur.
Baca Juga: 20 Akhlak Pribadi seorang Guru Menurut KH Hasyim Asy’ari
Wallāhu a‘lam bish-shawāb.













