Berita  

Merapi Masih Siaga, Guguran Lava Teramati Hingga 1,8 Km ke Arah Barat Daya

Puncak Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap putih tipis dengan lereng yang memperlihatkan alur guguran lava dan material vulkanik.
Gunung Merapi terlihat aktif dengan kepulan asap putih dan jalur guguran lava di sisi lerengnya, menandakan aktivitas vulkanik yang masih berlangsung.

Sabilulhuda Yogyakarta – Aktivitas Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah masih menunjukkan tanda-tanda peningkatan. Berdasarkan laporan resmi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), periode pengamatan 3 November 2025 pukul 12.00–18.00 WIB menunjukkan bahwa gunung dengan tinggi 2.968 mdpl ini masih berada pada Level III atau Siaga.

Cuaca di sekitar puncak Merapi dilaporkan berawan hingga mendung disertai hujan. Angin bertiup lemah ke arah timur dan barat dengan suhu udara berkisar antara 18,4–20,5°C. Kelembaban udara sangat tinggi, mencapai 98–99%, dan tekanan udara berada di kisaran 873–916 mmHg.

Volume curah hujan hari itu tercatat cukup tinggi, yakni 53 mm per hari, yang berpotensi meningkatkan resiko lahar hujan di sekitar lereng Merapi.

Asap Putih Teramati di Puncak, Guguran Lava Masih Terjadi

Secara visual, Gunung Merapi tampak jelas meskipun beberapa kali tertutup kabut tipis hingga tebal (kabut 0–III). Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tinggi, menjulang sekitar 20–25 meter di atas puncak kawah.

Baca Juga: Merapi Masih Siaga, Guguran Lava Teramati Hingga 1,8 Km ke Arah Barat Daya

Dari sisi kegempaan, aktivitas Merapi tergolong cukup aktif. BPPTKG mencatat 29 kali gempa guguran dengan amplitudo antara 2–21 mm dan durasi 50–174 detik. Selain itu, terjadi 20 kali gempa hybrid atau fase banyak, yang biasanya menandakan adanya pergerakan magma dari dalam, dengan amplitudo 2–23 mm dan durasi hingga 58 detik.

Dalam periode pengamatan tersebut, juga teramati tiga kali guguran lava pijar yang meluncur ke arah Barat Daya, tepatnya ke Kali Krasak, dengan jarak luncur maksimum mencapai 1.800 meter.

Kondisi ini menunjukkan suplai magma di dalam tubuh Merapi masih berlangsung, sehingga potensi terjadinya awan panas guguran (APG) masih cukup tinggi.

Masyarakat Diminta Waspada, Hindari Area Potensi Bahaya

BPPTKG menghimbau bagi masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di area yang berpotensi bahaya, terutama di sektor selatan–barat daya yang meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh 7 km. Untuk sektor tenggara, potensi bahaya mencakup Sungai Woro sejauh 3 km dan Sungai Gendol sejauh 5 km.

Selain itu, masyarakat diminta untuk mewaspadai potensi lahar hujan dan abu vulkanik, terutama saat terjadi hujan di sekitar gunung. “Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tulis BPPTKG dalam laporan resminya.

SUMBER DATA
KESDM, Badan Geologi, PVMBG
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG)
https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/laporan