Menilai seorang laki-laki baik atau buruknya, secara umum bisa dinilai dan dilihat dari agama dan akhlaknya.
Sedangkan untuk menilai baik buruknya agama serta akhlaknya seorang laki-laki bisa dilihat dari 2 hal, yaitu kebiasaan shalat shubuhnya dan bagaimana marahnya. Para akhwat pasti sudah faham betul kalau kriteria lelaki yang ideal untuk dijadikan suami adalah yang baik pemahaman dan pengamalan agamanya serta baik akhlaknya.
Nahh, lalu darimana kita tahu laki-laki itu baik agama dan akhlaknya ?Apakah dari postingan-postingan medsosnya yang selalu tentang nasihat ? Apakah dari story medsosnya yang selalu update kebaikan? Atau dari penampilannya yang setia pakai baju koko/gamis?
Mungkin itu adalah salah satunya, tapi tidak semua penampilan mencerminkan sikap seseorang, apalagi thread sosmednya. Bahkan seseorang yang selama ini kita kenal, akrab dan dekat pun kalau sudah jadi pasangan hidup belum tentu sama sifatnya.
Ada dua hal sederhana untuk menilai seberapa baik seorang laki-laki :
1. Cari tahu bagaimana dia marah.
Ada satu pepatah mengatakan; “Sifat asli seseorang tidak akan terlihat sampai dia marah.” Maka pastikan bahwa saat dia marah, dia tidak meninggikan suara, tidak berkata-kata buruk dan tidak bersikap kasar.
Dan lihat pula bagaimana sikapnya, adab dan akhlaknya sehari-hari kepada ibunya dan kepada saudari perempuannya, karena seperti apa ia bersikap kepada ibu dan saudarinya maka akan seperti itu pulalah sikapnya terhadap istrinya nanti.
2. Perhatikan kebiasaan shalat shubuhnya
Seorang yang baik agamanya sudah pasti punya kebiasaan shubuh awal waktu dan shalatnya berjama’ah di masjid. Satu hal ini cukup untuk mengetahui bagaimana agama seorang lelaki.
Sebelum menikah, selektiflah dalam memilih pasangan, jangan buru-buru memutuskan hanya karena melihat paras, pekerjaan dan followers sosmednya.
Semua itu tak terlalu berpengaruh untuk kehidupan pernikahan yang panjang. Tapi ketika sudah menikah, maka terimalah, cintailah dia apa adanya.
Dia adalah hadiah dari Allah untuk menemani sisa hidupmu di dunia. Sambil terus sama-sama saling memperbaiki diri tentunya.***
(Yuni)