Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pembaharuan Dunia Islam

Gerakan pembaharuan Islam adalah suatu upaya untuk menyesuaikan (kontekstualisasi) ajaran Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dalam bahasa Arab, gerakan pembaharuan disebut dengan tajdid. Secara harfiah tajdid berarti pembaharuan, dan pelakunya disebut dengan mujaddid.

Gerakan pembaharuan dalam Islam, yang oleh beberapa pakar disebut juga gerakan modernisasi atau gerakan reformasi Islam, adalah gerakan yang dilakukan untuk menyesuaikan ajaran Islam dengan tatanan dunia baru yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dengan pembaharuan itu para pemimpin Islam berharap agar umat Islam terbebas dari ketertinggalan, bahkan dapat mencapai kemajuan yang setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dunia Islam timbul terutama karena adanya kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya kontak tersebut, umat Islam abad XIX mulai menyadari bahwa mereka telah mengalami kemunduran dibandingankan dunia barat yang pada saat itu mulai menemukan titik kemajuan peradaban.

Sebelum periode modern, hubungan atau kontak antara Islam dan Barat sebenarnya sudah terjadi, terlebih antara Kerajaan Utsmani (yang mempunyai daerah kekuasaan di daratan Eropa) dengan beberapa negara Barat. Namun kontak dengan kebudayaan Barat ini semakin intens saat jatuhnya kekuatan Mesir oleh Napoleon Bonaparte dari Perancis, disusul dengan imperialisasi Barat terhadap negara-negara muslim lainnya.

Faktor lahirnya gerakan pembaharuan dan modernisasi Islam adalah:

1. Adanya sifat jumud (stagnan) yang telah membuat umat Islam berhenti berpikir dan berusaha.

2. Persatuan di kalangan umat Islam mulai terpecah belah.

3. Hasil adanya kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat.

4. Pembaharuan dalam Islam berbeda dengan renaissance dalam dunia Barat.

Meski jalur strategis perdagangan yang selama itu menjadi jalur internasional telah dikuasai oleh umat Islam sehingga bangsa Barat sulit melakukan transaksi-transaksi perdagangan melalui jalur tersebut, namun dengan didukung oleh kesuksesan Christoper Columbus (1492M) yang berhasil menemukan benua Amerika, juga Vasco da Gama yang berhasil menemukan jalur ke Timur melalui Tanjung Harapan pada tahun 1498M, telah menjadikan Benua Amerika dan kepulauan Hindia jatuh ke tangan bangsa Eropa (Barat). Akibat dibukanya dua jalur perdagangan baru tersebut, maka Barat tidak lagi tergantung pada jalur lama yang telah dikuasai umat Islam.

Kemajuan bangsa Barat yang diraih secara berturut-turut pasca perang salib, didorong oleh adanya gerakan perluasan perdagangan, dan dipercepat dengan adanya gerakan penggalian ilmu pengetahuan atau revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke 16 dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, René Descartes, Galileo Galilei, serta adanya pengembangan riset dan penelitian dengan didirikannya lembaga-lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal Society of England, dan The French Academy of Science. Menyusul kemudian aplikasi dari teori-teori baru dan hasil-hasil penelitian tersebut dalam bentuk mesin-mesin pendukung industri, hingga muncullah gerakan Revolusi Industri di Barat.***

(Latifah)