Kisah Sahabat Nabi ﷺ Ke-6: Zubair bin Awwam (Part-3)

Seorang prajurit Muslim berpakaian perang Arab klasik berdiri gagah di depan pasukan dengan latar matahari terbenam, melambangkan keberanian dan keteguhan iman.
Ilustrasi bergaya Aladdin yang menggambarkan sosok Zubair bin Awwam radhiyallahu ‘anhu, sahabat Nabi ﷺ yang terkenal sebagai pembela setia Rasulullah dan pejuang tangguh di medan perang.

Kisah Sahabat Nabi ﷺ Ke-6: Zubair bin Awwam (Part-3) – Nama Zubair bin Awwam radhiyallahu ‘anhu selalu di kenang di dalam sejarah Islam. Bukan hanya karena keberaniannya beliau saat di medan perang. Tetapi juga karena keikhlasan dan kesetiaannya zubair ini yang tak tergoyahkan kepada Rasulullah ﷺ.

Setelah perjuangan yang panjang pada masa Nabi, kisah hidup beliau terus berlanjut dengan berbagai peristiwa yang penting pada masa para khalifah.

Di sinilah kita bisa melihat sosok Zubair ini bukan hanya sebagai seorang prajurit. Tapi juga seorang sahabat sejati dan juga sebagai seorang ayah yang penuh dengan hikmah.

Seorang prajurit Muslim berpakaian perang Arab klasik berdiri gagah di depan pasukan dengan latar matahari terbenam, melambangkan keberanian dan keteguhan iman.
Ilustrasi bergaya Aladdin yang menggambarkan sosok Zubair bin Awwam radhiyallahu ‘anhu, sahabat Nabi ﷺ yang terkenal sebagai pembela setia Rasulullah dan pejuang tangguh di medan perang.

Masa Setelah Wafatnya Nabi ﷺ

Ketika Rasulullah ﷺ wafat, banyak dari para sahabat yang merasa kehilangan arah. Namun Zubair adalah salah satu di antara mereka yang tetap tegar. Ia tetap berada di sisi Abu Bakar ash-Shiddiq dalam menghadapi gejolak pasca wafatnya Nabi ﷺ. Termasuk saat sebagian orang Arab itu murtad dan enggan membayar zakat.

Zubair juga ikut berjuang dalam perang melawan kaum murtadin. Semangatnya beliau tidak pernah surut. Ia memahami bahwa dalam mempertahankan agama tidak bisa berhenti setelah wafatnya Rasulullah ﷺ. Islam harus terus dijaga, walaupun dengan darah dan air mata.

Jihad Di Masa Umar bin Khattab

Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Zubair memegang peran yang penting dalam berbagai penaklukan besar Islam. Ia ikut serta dalam ekspedisi penaklukan Mesir bersama Amr bin Ash.

Keberaniannya beliau di sana membuat banyak dari pasukan muda yang kagum. Zubair sering kali  menjadi orang pertama yang dapat menembus benteng musuh. Ketika pasukan Muslim kesulitan untuk memasuki benteng Babilon.

Zubair dengan gagah berani memanjat dinding yang tinggi dengan tali, membuka pintu dari dalam, dan memberi jalan bagi pasukan Islam.

Itulah mengapa Umar bin Khattab pernah berkata,

“Setiap kali kami menghadapi kesulitan dalam perang, kami berlindung di belakang Zubair.”

Ungkapan ini menggambarkan betapa besar peran dan kepercayaan para sahabat terhadap dirinya.

Baca Juga:

Ilustrasi Zubair bin Awwam, sahabat Nabi ﷺ yang gagah berani memimpin pasukan muslim di medan perang dengan latar bendera Islam dan matahari terbenam.

Kisah Sahabat Nabi ﷺ Ke-6: Zubair bin Awwam (Part 2) https://sabilulhuda.org/kisah-sahabat-nabi-%ef%b7%ba-ke-6-zubair-bin-awwam-part-2/

Zubair Yang Dermawan Dan Pemaaf

Meski di kenal sebagai pejuang yang tangguh, tetapi Zubair bukanlah sosok orang yang kasar atau keras hati. Ia di kenal dermawan dan juga penyayang, terutama kepada keluarga dan fakir miskin.

Dalam kesehariannya, Zubair hidup sangat sederhana. Ketika mendapat bagian ghanimah, sebagian besar hartanya ia infakkan di jalan Allah.

Anaknya, Urwah bin Zubair, pernah berkata:

“Ayahku tidak pernah menolak permintaan orang yang datang padanya, kecuali jika ia tidak memiliki apa-apa.”

Kepribadian seperti ini menunjukkan keseimbangan yang luar biasa. Seorang pejuang yang kuat di medan perang, tapi lembut hati dan perilakunya di tengah keluarga dan masyarakat.

Peristiwa Di Masa Fitnah

Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Zubair juga terlibat dalam peristiwa yang kita kenal sebagai Fitnah Jamal. Namun niatnya bukan untuk memecah belah umat. Ia hanya berharap keadilan di tegakkan atas terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan.

Ketika akhirnya ia menyadari bahwa kehadirannya bisa menimbulkan perpecahan di antara kaum Muslimin. Zubair kemudian memilih untuk mundur dengan hati yang tulus. Ia tidak ingin menumpahkan darah sesama muslim.

Namun takdir berkata lain. Saat ia hendak meninggalkan medan perang, Zubair dibunuh secara curang oleh seorang laki-laki yang mengintainya dari belakang. Pedang yang selama ini ia gunakan untuk membela Rasulullah ﷺ justru menjadi saksi akhir hayatnya.

Berita tentang kematian Zubair ini membuat Khalifah Ali menangis. Beliau berkata dengan sedih:

“Sampaikan kabar buruk kepada pembunuh putra Shafiyyah bahwa ia akan masuk neraka.”

Warisan Dan Teladan Abadi

Zubair bin Awwam meninggalkan banyak pelajaran yang begitu berharga. Pelajaran  tentang keberanian, kesetiaan, dan juga keikhlasan. Ia tidak pernah mencari kemuliaan dunia, meski bisa mendapatkannya dengan mudah. Yang ia kejar hanyalah ridha Allah dan janji surga dari Rasulullah ﷺ.

Dari keturunannya beliau ini, maka lahirlah generasi ulama besar, seperti Urwah bin Zubair, salah satu perawi hadis dan ahli fikih ternama di Madinah.

Warisan ilmu dan iman itu menjadi bukti bahwa perjuangan sejati tidak pernah berhenti di medan perang, tetapi di teruskan dengan melewati pendidikan dan juga keteladanan.

Semoga kisah beliau ini menjadi inspirasi bagi kita untuk tetap teguh dalam iman, berani dalam kebenaran, dan lembut dalam kasih sayang.

Baca Juga: Kisah Sya’ban, Sahabat Nabi yang Menyesal Saat Sakaratul Maut