Kisah Sahabat Nabi ﷺ Ke-5: Thalhah bin Ubaidillah – Thalhah bin Ubaidillah bukan hanya sebagai seorang yang dermawan. Tetapi juga beliau merupakan salah satu sahabat yang keberaniannya ketika di medan perang itu membuat namanya kemudian diabadikan dalam sejarah Islam.
Salah satu peristiwa yang paling menggetarkan dalam hidupnya yaitu ketika terjadi pada Perang Uhud. Pada saat Thalhah mempertaruhkan seluruh jiwanya demi melindungi Rasulullah ﷺ dari serangan musuh.

Pengorbanan Di Perang Uhud
Pada hari ketika terjadinya perang uhud, pada saat itu suasananya penuh dengan kekacauan. Banyak dari pasukan Muslim yang terpukul mundur akibat serangan balik dari kaum Quraisy. Di tengah kondisi yang genting itu, Rasulullah ﷺ hampir terkepung oleh musuh.
Maka dengan tanpa ragu, kemudian Thalhah berlari menembus barisan kaum musyrikin, hanya untuk memastikan Rasulullah ﷺ selamat.
Ia memposisikan dirinya sebagai perisai yang hidup. Beliau menangkis anak panah dan tebasan pedang dengan tubuhnya sendiri.
Dalam riwayat di sebutkan, lebih dari 70 luka menimpa tubuh Thalhah pada hari itu. Sampai panah menancap di tangannya, pedang mengenai bahunya, dan sebagian jari-jarinya terputus. Tapi ia tetap bertahan, menahan rasa sakit, sambil melindungi Rasulullah ﷺ dari serangan demi serangan.
Ketika tangan kanannya lumpuh karena terkena sabetan pedang, ia kemudian beralih menggunakan tangan kiri untuk terus berjuang. Karena melihat kesungguhan itu,
Rasulullah ﷺ bersabda penuh haru:
“Barang siapa ingin melihat seorang syahid yang masih hidup, maka lihatlah Thalhah bin Ubaidillah.”
Ucapan ini menjadi bukti betapa besar jasa dan pengorbanannya Thalhah dalam menjaga keselamatan Nabi ﷺ. Ia tidak mencari kehormatan dunia, tetapi hanya mengharapkan ridha Allah dan keselamatan Rasul-Nya.
Baca Juga:

Kisah Sahabat Nabi ﷺ Ke-5: Thalhah bin Ubaidillah (Part-2) https://sabilulhuda.org/kisah-sahabat-nabi-%ef%b7%ba-ke-5-thalhah-bin-ubaidillah-part-2/
Dikenal Sebagai Thalhah al-Khair
Setelah Perang Uhud, Rasulullah ﷺ kmudian memberinya dengan gelar mulia: Thalhah al-Khair, yang berarti Thalhah yang baik. Dalam riwayat lain beliau juga di sebut sebagai Thalhah al-Jud (si dermawan) dan Thalhah al-Fayyadh (yang mengalir kebaikannya).
Semua gelar itu mencerminkan pribadi Thalhah yang sangat luar biasa. Beliau adalah seorang yang pemberani, dermawan, dan selalu mengutamakan kebaikan untuk umat.
Bahkan setelah masa perang berlalu, Thalhah tetap menjalani kehidupanya dengan penuh kesederhanaan. Ia tidak pernah sombong meski beliau terkenal sebagai salah satu sahabat besar.
Bila ia bertemu dengan orang miskin, wajahnya selalu tersenyum. Bila mendengar ada orang yang sedang kesulitan, ia akan segera mencari cara untuk membantunya.
Ia benar-benar hidup dengan prinsip,
“Hidup ini terlalu singkat jika tidak digunakan untuk memberi manfaat.”
Cermin Keikhlasan Sejati
Dari kisah Thalhah ini, kita bisa belajar bahwa keberanian sejati bukan hanya soal pedang dan perang, tapi juga tentang keteguhan hati dalam berkorban tanpa pamrih.
Beliau juga mengajarkan bahwa mencintai Rasulullah ﷺ berarti siap berjuang dan memberi yang terbaik. Bukan hanya sebatas kata-kata, tetapi juga di dalam tindakan nyata.
Thalhah bin Ubaidillah adalah salah satu sahabat yang bisa menjadi contoh teladan bagi setiap Muslim yang ingin hidup bermakna. Beliau mengajarkan bahwa iman harus di buktikan dengan pengorbanan, dan cinta kepada Rasul harus di iringi dengan keikhlasan.
Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari kehidupannya, menjadi pribadi yang berani dalam kebenaran, lembut dalam kebaikan, dan ikhlas dalam setiap amal.
Baca Juga: Kisah Sya’ban, Sahabat Nabi yang Menyesal Saat Sakaratul Maut













