Kisah Sahabat Nabi ﷺ Ke-5 (Part 4 Selesai): Thalhah bin Ubaidillah

Ilustrasi realistis sahabat Nabi di padang pasir saat matahari terbenam, mengenakan jubah perang dan sorban, dengan pasukan Muslim berdoa di latar belakang.
Ilustrasi menggambarkan sosok sahabat Nabi ﷺ, Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu, seorang pejuang dan dermawan yang dikenal karena keberanian serta keikhlasannya. Gambar ini melambangkan keteguhan iman dan ketulusan beliau dalam memperjuangkan persatuan umat Islam hingga akhir hayatnya.

Kisah Sahabat Nabi ﷺ Ke-5: Thalhah bin Ubaidillah – Setiap kisah dari para sahabat Nabi ﷺ memang selalu menyimpan pelajaran hidup yang sangat dalam. Dan kisah Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu ini menjadi salah satu kisah yang paling menggetarkan hati.

Setelah beliau melewati hidupnya yang penuh dengan perjuangan, pengorbanan, dan kebaikan. Pada  akhirnya beliau menutup perjalanan hidupnya dengan akhir yang mulia. Yaitu beliau wafat sebagai orang yang syahid, dalam keadaan ridha kepada Allah dan Rasul-Nya.

Ilustrasi realistis sahabat Nabi di padang pasir saat matahari terbenam, mengenakan jubah perang dan sorban, dengan pasukan Muslim berdoa di latar belakang.
Ilustrasi menggambarkan sosok sahabat Nabi ﷺ, Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu, seorang pejuang dan dermawan yang dikenal karena keberanian serta keikhlasannya. Gambar ini melambangkan keteguhan iman dan ketulusan beliau dalam memperjuangkan persatuan umat Islam hingga akhir hayatnya.

Masa Akhir Yang Penuh Ujian

Ketika masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, Thalhah di kenal sebagai salah satu sahabat yang sangat peduli terhadap keadaan umat. Ia sering menasihati dengan cara yang lembut, tanpa ambisi untuk memiliki kekuasaan.

Namun setelah Utsman wafat, maka datanglah suatu masa yang mana pada waktu itu penuh dengan fitnah dan juga perpecahan di kalangan kaum Muslimin itu sendiri.

Sebagai manusia yang berhati lembut, Thalhah pun ikut merasakan sedih melihat umat Islam yang saling berselisih. Ia sempat berada di pihak yang berbeda dengan Khalifah Ali bin Abi Thalib.

Tetapi ketika beliau menyadari bahwa langkahnya bisa memperuncing perpecahan. Beliau segera menyesal dan ingin kembali bersatu dalam kebenaran.

Sikap ini menunjukkan betapa bersihnya hati thalhah. Ia lebih memilih mundur demi tegaknya persatuan Islam daripada hanya mempertahankan pendapat pribadinya.

Mati Syahid Ketika Perang Jamal

Di dalam peristiwa Perang Jamal, Thalhah ikut turun ke medan, namun bukan dengan semangat permusuhan. Ia berharap bisa menjadi penengah dan mengakhiri konflik yang terjadi di antara kaum Muslimin pada waktu itu. Namun takdir Allah berkata lain.

Sebuah panah melesat dan mengenai tubuhnya. Ia jatuh dari kudanya, dalam keadaan bersyahadat dan berdoa agar Allah mengampuninya serta menyatukan kembali hati umat Islam.

Baca Juga:

Ilustrasi Thalhah bin Ubaidillah, sahabat Nabi ﷺ, sedang melindungi Rasulullah di Perang Uhud dengan pedang terhunus dan wajah penuh keberanian.

Kisah Sahabat Nabi ﷺ Ke-5: Thalhah bin Ubaidillah (Part 3) https://sabilulhuda.org/kisah-sahabat-nabi-%ef%b7%ba-ke-5-thalhah-bin-ubaidillah-part-3/

Riwayat menyebutkan bahwa ketika Khalifah Ali mendengar kabar wafatnya Thalhah, beliau sangat berduka. Ali berkata dengan lirih,

“Semoga Allah merahmati Thalhah. Demi Allah, aku tidak pernah ingin melihatnya mati, dan aku tidak pernah membencinya.”

Ucapan ini menjadi saksi bahwa meskipun terjadi perbedaan pandangan, tetapi di hati para sahabat tidak ada kebencian, melainkan saling menghormati karena mereka sama-sama berjuang di jalan Allah.

Warisan Kebaikan Yang Tak Pernah Padam

Thalhah meninggalkan dunia dengan hati yang bersih dan nama yang harum. Ia dikenal bukan hanya sebagai pejuang yang gagah di medan perang, tetapi juga sebagai orang yang dermawan yang tidak pernah menolak permintaan orang miskin.

Bahkan setelah wafatnya, keluarga Thalhah masih meneruskan kebiasaan beliau dalam bersedekah dan membantu sesama.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahwa Thalhah termasuk di antara sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga (Al-‘Asyrah Al-Mubasysyirun bil Jannah). Sebuah kehormatan yang menegaskan betapa mulianya kedudukan beliau di sisi Allah SWT.

Teladan Bagi Umat Sepanjang Zaman

Dari kisah hidup dan wafatnya Thalhah bin Ubaidillah, kita belajar bahwa hidup yang terbaik adalah hidup yang kita gunakan untuk berjuang, memberi, dan menjaga hati agar tetap bersih dari kebencian.

Keberanian Thalhah di medan perang, kedermawanannya dalam kehidupan, dan keikhlasannya di akhir usianya adalah cermin dari keimanan yang sejati.

Semoga Allah menjadikan kita sebagai umat yang mengikuti jejak para sahabat. Beriman dengan kuat, beramal dengan ikhlas, dan menutup hidup dengan husnul khatimah. Sebagaimana Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu.

Baca Juga: Kisah Sya’ban, Sahabat Nabi yang Menyesal Saat Sakaratul Maut