Hemat Listrik Versi Tetangga 2025: Logikanya Irit, Tapi Bikin Mikir!

Ilustrasi karikatur seorang pria bergaya seperti Cak Lontong dengan ekspresi berpikir di samping layar proyektor bertuliskan logo Netflix dan panel surya di dalam rumah, dengan tulisan besar “Hemat Listrik Versi Tetangga”.
Karikatur lucu menggambarkan kisah “Hemat Listrik Versi Tetangga” gaya Cak Lontong, menampilkan pria bingung di depan proyektor dan panel surya yang dipasang salah tempat, sebagai sindiran humor kehidupan sehari-hari tahun 2025.

Sabilulhuda, Yogyakarta: Hemat Listrik Versi Tetangga 2025: Logikanya Irit, Tapi Bikin Mikir! – Di tahun 2025 ini, kampanye tentang hemat energi kembali ramai digaungkan. Mulai dari media sosial, kantor, sampai di grup WhatsApp keluarga, semuanya berlomba-lomba dalam membahas cara menghemat listrik. Tapi seperti biasanya, selalu ada orang yang semangatnya luar biasa… tapi logikanya kelewat hemat juga.

Sebut saja tetangga saya, Pak Darto namanya. Beliau ini bisa dibilang salah satu aktivis yang hemat energi sejati versi dirinya sendiri.

“Sekarang saya tidur tanpa lampu, Mas. Hemat listrik!” katanya dengan bangga. Saya pun mengangguk dan kagum… sampai saya lihat di halaman rumahnya, ada cahaya besar yang memantul ke dinding.

Hemat Listrik, Tapi Boros Logika

Ternyata, Pak Darto menyalakan proyektor setiap malam dan menonton film di tembok rumahnya. Katanya, “Ini bukan lampu, Mas. Ini Netflix outdoor! Biar hemat juga, gak perlu semua orang langganan, cukup nonton bareng.”

Saya pun jadi bengong. Lho, kalau begitu, hemat listriknya di mana? Bukannya malah boros kuota sama konsumsi listrik proyektor?

Baca Juga:

Pegawai kantor berlari terburu-buru karena telat masuk kerja dengan ekspresi lucu di pagi hari.

Cerita Lucu Pegawai Kantor Yang Selalu Telat Dan Alasan Kocaknya https://sabilulhuda.org/cerita-lucu-pegawai-kantor-yang-selalu-telat-dan-alasan-kocaknya/

Panel Surya Di Dalam Rumah, Inovasi Atau Salah Tempat?

Belum selesai sampai di situ saja, ternyata Pak Darto baru-baru ini pasang panel surya. Katanya, biar listrik gratis dari matahari. Ide yang luar biasa, bukan? Tapi yang luar biasanya bukan di situ, melainkan posisi panel suryanya yang dipasang di dalam rumah!

Saya tanya, “Lho, kenapa gak di atap, Pak? Kan biar kena matahari langsung?”
Dia menjawab dengan sangat yakin, “Lha, kalau di luar nanti kepanasan, Mas. Bisa gosong panelnya!”

Saat itu, saya hanya bisa mengangguk perlahan… sambil berpikir keras. Mungkin memang benar, yang gratis dari matahari itu bukan listrik, tapi vitamin D. Tapi setidaknya niatnya tetap mulia.

Hemat Itu Boleh, Tapi Logika Jangan Dipadamkan

Dari situ saya belajar satu hal penting:

Banyak orang yang berusaha hemat, tapi belum tentu mereka paham arah hematnya ke mana. Sama seperti orang yang bilang, “Saya gak mau boros beli air galon, jadi tiap minum saya rebus air AC.”
Secara teknis… ya air, tapi ya jangan gitu juga.

Baca Juga:

Lucunya lagi, Pak Darto kini bikin gerakan baru di kompleks kami, yaitu Gerakan Matikan Lampu, Nyalakan Obrolan.

Setiap malam listrik padam, kami semua dikumpulkan untuk ngobrol di terasnya. Katanya, “Dengan ngobrol, kita gak butuh cahaya, yang penting hangatnya kebersamaan.”

Padahal yang terjadi, bukan ngobrolnya yang hangat, tapi tubuh kami kedinginan digigit nyamuk!

Tapi begitulah hidup. Kadang niat baik bisa berubah lucu kalau gak diimbangi logika. Hemat listrik boleh, tapi jangan sampai logikanya ikut padam. Karena hemat itu bukan cuma soal mematikan lampu, tapi juga soal menyalakan akal sehat.

Baca Juga: Bukan Dia yang Berubah, Kacamatamu yang Berganti Warna

Seperti kata pepatah modern versi Cak Lontong,

“Kalau mau hemat, pikir dulu sebelum ngomong… biar gak boros logika.”

Mikirrrr!!!