
Dongeng Danau Toba! Cerita Legenda Dari Sumatra Utara – Dahulu kala, di kaki pegunungan Bukit Barisan, tinggallah seorang pemuda sederhana bernama Toba. Ia tinggal di sebuah gubuk kecil di lembah yang subur.
Sehari-hari, ia bekerja sebagai petani ladang dan nelayan sungai. Hidupnya tenang dan bersahaja, namun sering kesepian karena hidup sendirian tanpa sanak saudara.
Pada suatu pagi yang cerah, Toba pergi memancing di sungai seperti biasanya. Ia membawa jala tua dan keranjang bambu, berharap mendapat beberapa ikan untuk makan malam.
Ketika ia melemparkan jala ke air yang jernih, tiba-tiba jaringnya terasa berat. Ia menarik kuat-kuat hingga akhirnya muncul seekor ikan mas berwarna keemasan yang besar dan sangat indah.
“Subhanallah! Ikan apa ini? Sepertinya bukan ikan biasa,” gumam Toba kagum.
Toba pulang ke rumah sambil membawa ikan itu. Namun saat hendak menyentuhnya untuk dibersihkan, tiba-tiba terjadi keajaiban ikan itu berubah menjadi seorang gadis cantik dengan pakaian berkilau seperti sisik emas.
Baca Juga:

Dongeng Nusantara Bawang Putih dan Bawang Merah https://sabilulhuda.org/dongeng-nusantara-bawang-putih-dan-bawang-merah/
Putri dari Dunia Air
“Jangan takut,” ujar gadis itu lembut, “Aku adalah putri dari kerajaan bawah air. Karena kesalahan kecil di dunia kami, aku dikutuk menjadi ikan dan hanya bisa kembali menjadi manusia jika ada manusia yang tulus menangkapku dan memperlakukanku dengan baik.”
Toba terperangah. Tapi karena hatinya tulus dan tak pernah berniat jahat, ia merasa gadis itu adalah hadiah dari Tuhan.
“Aku tidak punya apa-apa, tapi… maukah kau tinggal bersamaku?” tanya Toba, malu-malu.
Gadis itu tersenyum. “Aku bersedia, asalkan kau berjanji satu hal: jangan pernah mengungkit bahwa aku berasal dari ikan. Bila kau melanggar, maka bencana akan datang.”
Toba mengangguk. Ia menerima janji itu dengan serius. Maka mulailah hidup baru mereka sebagai suami istri. Toba membangun rumah yang lebih layak, dan ladangnya makin subur. Tak lama kemudian, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang lucu bernama Samosir.
Samosir yang Nakal dan Lapar
Samosir tumbuh menjadi anak sehat dan cerdas, tapi sangat rakus dan malas. Ia suka bermain dan jarang membantu ayahnya di ladang. Kadang-kadang ibunya menegur, tapi Samosir hanya tertawa dan lari.
Yang membuat Toba sering jengkel adalah kebiasaan Samosir makan tanpa henti. Setiap kali diberi makanan, ia selalu merasa kurang. Pernah suatu hari, ia menghabiskan seisi dapur tanpa menyisakan apapun untuk ayahnya.
Namun Toba masih menahan amarahnya. Ia ingat janjinya kepada sang istri.
Sumpah Terucap, Bencana Menyusul
Suatu hari, Toba bekerja keras di ladang dan sangat lapar. Ia meminta Samosir mengantar makan siang. Tapi Samosir malah berhenti bermain di jalan, lalu makan sebagian bekal ayahnya.
Ketika sampai di ladang, Toba menemukan isi bungkusan tinggal setengah. Ia sangat marah. Wajahnya memerah, tangannya gemetar.
“Kurang ajar kamu! Anak ikan rakus! Tidak tahu diri!” bentaknya dengan suara menggelegar.
Samosir menangis ketakutan dan lari pulang. Ia mengadu kepada ibunya. Sang istri terdiam. Ia tahu… janji itu telah dilanggar.
Langit tiba-tiba mendung. Petir menggelegar. Tanah mulai bergetar.
Istrinya menatap Toba dengan sedih. “Kau melanggar janjimu. Sekarang waktunya aku kembali ke asal…”
Ia memeluk Samosir erat-erat. Lalu, tubuhnya berubah menjadi ikan emas kembali dan melompat ke sungai. Dari situ, air tiba-tiba muncul dari dalam tanah, meluap, dan membanjiri desa.
Toba berlari, berteriak memanggil istri dan anaknya. Namun air makin deras. Rumah-rumah tenggelam. Bukit-bukit berubah menjadi pulau.
Dalam waktu singkat, sebuah danau raksasa terbentuk. Di tengahnya, muncul pulau kecil tempat Samosir terakhir berdiri. Kelak, tempat itu dikenal sebagai Pulau Samosir, dan danau itu dinamai Danau Toba.
Warisan dari Kesalahan
Konon, setelah peristiwa itu, Toba mengasingkan diri ke gunung dan bertobat sepanjang hidupnya. Ia menyesal karena tidak bisa menjaga kata-katanya.
Sementara itu, legenda tentang danau dan pulau di tengahnya terus diceritakan turun-temurun.
Penduduk setempat percaya bahwa Danau Toba adalah pengingat abadi: bahwa satu kata yang menyakiti, bisa mengubah segalanya.
Pesan Moral Legenda Danau Toba:
1. Janji adalah tanggung jawab suci yang harus dijaga.
2. Kata-kata kasar bisa melukai lebih dalam dari pedang.
3. Kesabaran dan kejujuran harus ditanamkan sejak kecil.
4. Setiap perbuatan memiliki akibat.
Baca Juga: Buku Dongeng Gratis Tersedia di Situs Kemdikbud
Doa Penutup Dongeng
اللَّهُمَّ اجْعَلْ أَلْسِنَةَ أَبْنَائِنَا صَادِقَةً، وَقُلُوبَهُمْ وَفِيَّةً، وَنُفُوسَهُمْ أَمِينَةً، وَعَلِّمْهُمْ أَنْ يَفُوا بِالْعُهُودِ وَيَحْفَظُوا الْكَلِمَاتِ، وَاجْعَلْهُمْ مِثَالًا لِلرَّحْمَةِ وَالْحِكْمَةِ فِي الْحَيَاةِ.
Latin:
Allāhumma aj‘al alsinata abnā’inā ṣādiqah, wa qulūbahum wafiyyah, wa nufūsahum amīnah, wa ‘allim-hum an yafū bil-‘uhūd wa yaḥfaẓū al-kalimāt, waj‘al-hum mithālan lil-raḥmah wa al-ḥikmah fī al-ḥayāh.
Artinya:
Ya Allah, jadikanlah lisan anak-anak kami jujur, hati mereka setia, dan jiwa mereka amanah. Ajarkan mereka untuk menepati janji dan menjaga ucapan. Jadikan mereka teladan kasih sayang dan kebijaksanaan dalam hidup.
Oleh: Izzayumna













