Persiapan Festival Musim Semi
Kisah Kelinci Dan Pencuri Telur Hias – Suatu hari di sebuah hutan yang hijau nan indah, Pasco si kelinci kecil yang pandai melukis sedang sibuk menyiapkan telur hias untuk Festival saat musim Semi. Dengan penuh semangatnya, ia mengecat satu per satu telur miliknya dengan warna yang cerah dan motif yang indah.
“Jadi deh telur hias ku!” ucap Pasco dengan gembira.
Telur itu berwarna cerah, bermotif rapi, dan siap dilombakan. Pasco yakin, tahun ini ia pasti bisa kembali memenangkan perlombaan.
Setelah selesai melukisnya, ia kemudian menjemur telur-telurnya di halaman. Saat itu matahari bersinar hangat, yang membuat cat tersebut cepat kering. Pasco lalu masuk ke rumah untuk beres-beres.
Namun, ketika ia kembali lagi setelah satu jam, betapa terkejutnya Pasco.
“Loh! Telurku hilang! Siapa yang mengambilnya?” serunya sambil sedih.

Jejak Misterius Menuju Gua
Saat Pasco sedang menangis, tiba tiba sahabatnya Martin datang.
“Kenapa kau menangis, Pasco?” tanya Martin.
“Telur hias ku hilang, padahal festival sebentar lagi dimulai.”
Martin melihat di sekelilingnya, lalu ia menemukan jejak cat yang menetes di tanah.
“Lihat, Pasco! Ada bercak cat. Pasti pencuri itu telah mengambil telur kamu saat masih basah. Mari kita ikuti jejaknya.”
Mereka berdua lalu mengikuti jejak cat tersebut yang akhirnya berhenti di sebuah gua yang gelap. Itu adalah rumah Leo Tornado, seekor kelinci yang terkenal pemarah.
“Aku takut, Martin,” kata Pasco dengan nada pelan.
“Tenang, ada aku. Ayo masuk!” jawab Martin.
Pertemuan Dengan Leo Tornado
Di dalam gua, mereka melihat banyak telur hias berwarna-warni. Pasco yakin, salah satunya adalah miliknya.
“Leo Tornado! Kau mencuri telurnya Pasco!” tuduh Martin.
Namun, Leo menggeleng. “Enak saja! Aku melukis telur-telur ini sendiri.”
Pasco ragu. Tidak ada alat lukis di gua itu. Bagaimana mungkin Leo melukis tanpa kuas atau cat?
Baca Juga:

Cerita Part 19: Kisah Asal Usul Permusuhan Anjing & Kucing https://sabilulhuda.org/cerita-part-19-kisah-asal-usul-permusuhan-anjing-kucing/
Tiba-tiba, Martin terlihat gelisah. Dari balik bajunya, Pasco melihat sesuatu menyembul.
“Martin, kenapa ada telur di bajumu?” tanya Pasco kaget.
Martin pun menunduk malu.
“Maafkan aku… sebenarnya akulah yang mengambil telurmu, Pasco. Aku juga mencuri alat lukis Leo. Aku iri padamu yang sering menang, dan iri pada Leo yang berbakat karena saya takut kalah di festival tahun ini.”
Belajar Dari Kesalahan
Pasco tersenyum lembut. “Martin, siapa bilang kamu tidak berbakat? Semua orang bisa belajar kalau punya kemauan. Aku bersedia membantumu melukis.”
Leo yang tadinya marah pun akhirnya menjadi luluh. “Benar, Martin. Jangan takut tersaingi. Kita semua bisa berkarya dengan cara masing-masing.”
Mendengar hal itu, Martin merasa lega. Ia pun berjanji tidak akan mencuri lagi. Mereka bertiga akhirnya pulang bersama sambil membawa telur hias Pasco.
“Terima kasih teman-teman, kalian sudah memaafkanku,” kata Martin.
“Sudahlah, yang penting kita tetap berteman,” jawab Pasco sambil tersenyum.
Pesan Moral Dari Dongeng
Dongeng Kelinci dan Pencuri Telur Paskah ini mengajarkan kepada kita bahwa rasa iri hanya akan membuat hati gelisah dan bisa menjerumuskan kita pada kesalahan.
Sebaliknya, dengan ketekunan, kemauan, dan bantuan teman, kita bisa belajar dan berkembang.