Cerita Anak Muslim (Part-30): Mutiara Untuk Anak Yang Berbakti

Ilustrasi anak muslim menemukan mutiara di dalam ikan, bersama istrinya di dapur sederhana, dengan judul “Mutiara Untuk Anak Yang Berbakti”.
Momen ketika Faiz menemukan mutiara di dalam seekor ikan, sebagai balasan dari Allah untuk anak yang berbakti kepada orang tua.

Sabilulhuda, Yogyakarta: Mutiara Untuk Anak Yang Berbakti – Di dalam dunia anak-anak, cerita bukan hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi jembatan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan. Salah satu kisah yang penuh hikmah dan sangat cocok untuk kita bacakan sebelum tidur adalah dongeng “Mutiara Untuk Anak Yang Berbakti”.

Inti dari cerita ini adalah mengajarkan tentang keikhlasan, kerja keras, dan balasan yang indah bagi anak yang berbakti kepada orang tua.

Ayah Tua, Empat Anak, Dan Ladang Yang Luas

Di sebuah desa yang kecil, hiduplah seorang ayah paruh baya yang memiliki ladang dan sawah yang cukup luas. Tanah itu menjadi sumber kehidupan bagi keluarganya. Namun sayang, dari empat anak lelaki yang ia miliki, hanya si bungsu bernama Faiz yang mau bekerja dan membantu ayahnya setiap hari.

Setiap pagi, Faiz dan sang ayah turun ke sawah. Mereka berdua mencangkul, menanam, dan merawat tanaman bersama-sama. Meskipun pekerjaan itu sangat melelahkan, tetapi hati Faiz tetap ringan, karena baginya bekerja untuk ayah adalah bentuk cinta dan baktinya.

Sementara itu, ketiga kakaknya mereka memilih menghabiskan waktu dengan bersantai, bermalas-malasan, dan meminta uang kepada sang ayah tanpa mau ikut membantu.

Sang Ayah Sakit Dan Faiz Tak Pernah Menyerah

Beberapa waktu setelah panen selesai, sang ayah tiba tiba jatuh sakit. Ia sulit bernapas dan tubuhnya melemah dari hari ke hari. Dalam kondisi yang seperti itu, hanya Faiz yang setia merawatnya siang dan malam.

“Ayah, besok aku pergi ke kota sebelah. Aku dengar di sana ada obat untuk pernafasan Ayah,” kata Faiz.

Dengan penuh harapan, ia menempuh perjalanan jauh dan mencari obat dari satu toko ke toko yang lain. Meskipun tak menemukan obat yang dicarinya, tetapi Faiz tetap mencoba dengan segala cara. Ia membuat ramuan kukusan pir dan jahe sesuai saran seorang penjual obat.

Baca Juga:

Namun kehendak Allah berkata lain. Sang ayah akhirnya menghembuskan napas terakhirnya. Faiz menangis dengan tersedu sedu, ia kehilangan sosok yang paling ia cintai sekaligus sebagai sahabat kerjanya saat di ladang.

Harta Warisan Dan Sikap Tiga Kakak Yang Sebenarnya

Setelah pemakaman selesai, tiga kakak Faiz segera memperdebatkan harta warisan ayah mereka. Masing-masing ingin mendapatkan bagian yang paling besar. Kemudian mereka membagi harta sesuka hati tanpa memikirkan adik bungsu mereka.

Faiz hanya menerima sebidang tanah yang kecil, ladangnya juga sederhana, serta barang yang tak lagi diperebutkan oleh kakak-kakaknya. Namun ia tetap bersyukur dan menerimanya dengan lapang dada.

Dengan kerja keras dan ketekunan, Faiz mengolah tanah tersebut hingga akhirnya menjadi ladang yang subur. Beberapa tahun kemudian, ia bahkan berhasil membangun rumah dan memiliki banyak domba. Allah memberi keberkahan pada segala usahanya.

Mimpi Yang Mengubah Segalanya

Suatu malam, Faiz bermimpi bertemu ayahnya. Wajah sang ayah tampak cerah dan penuh dengan senyuman.

“Anakku, ambillah 100 dinar di bawah pohon besar di ladang lama kita. Itu adalah hadiah untukmu,” kata sang ayah di dalam mimpi itu.

Pada keesokan harinya, Faiz lalu pergi ke ladang lama ayahnya. Tempat itu kini terbengkalai karena kakak-kakaknya tidak merawatnya. Ia menemukan pohon yang disebutkan di dalam mimpi tersebut, lalu menggali tanah di bawahnya dan benar saja, ada sebuah kotak berisi dinar emas.

Namun karena hatinya bersih dan tidak rakus, Faiz hanya mengambil satu dinar saja. Baginya, itu sudah cukup.

Keajaiban Mutiara Dari Seekor Ikan

Saat dalam perjalanan pulang, Faiz lalu membeli seekor ikan yang besar menggunakan satu dinar itu. Sesampainya di rumah, istrinya membantu membersihkannya. Tetapi saat membuka perut ikan, mereka menemukan sebuah mutiara yang besar dan sangat indah.

Keesokan harinya, mereka membawa mutiara itu ke toko perhiasan, dan sang pedagang menawarnya dengan harga 100 dinar, jumlah yang sama dengan uang yang tidak diambil Faiz di lading ayahnya.

Pada malam harinya, Faiz kembali bermimpi bertemu dengan sang ayah.
“Mutiara itu adalah ganti dari 99 dinar yang tidak kau ambil. Allah memberikannya karena kau adalah anak yang berbakti,” kata sang ayah.

Baca Juga:

Balasan Indah Bagi Anak Yang Berbakti

Kisah “Mutiara Untuk Anak Yang Berbakti” mengandung beberapa pelajaran penting:

1. Balasan Kebaikan Selalu Datang

  • Allah tidak pernah menutup mata terhadap amal kebaikan, sekecil apa pun itu.

2. Berbakti kepada Orang Tua Membuka Pintu Rezeki

  • Dalam Islam, berbakti kepada orang tua adalah ibadah yang sangat mulia dan menjadi salah satu pembuka pintu keberkahan.

3. Tidak Serakah dan Selalu Bersyukur

  • Faiz hanya mengambil satu dinar meski ia bisa mengambil semuanya. Sikap ini justru membuat Allah memberi lebih banyak.

4. Kerja Keras dan Ketulusan Akan Membawa Kesuksesan

  • Keberhasilan Faiz tidak datang secara instan, tetapi melalui ketekunan dan hati yang bersih.

Dongeng “Mutiara untuk Anak Berbakti” bukan hanya kisah yang indah untuk anak-anak saja. Tetapi juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kebaikan, kesabaran, dan bakti kepada orang tua selalu kembali dalam bentuk yang tak terduga.

Baca JugaBuku Dongeng Gratis Tersedia di Situs Kemdikbud