Sabilulhuda, Yogyakarta: Kisah Pengemis Palsu Yang Kaya Raya – Di sebuah desa yang tenang dan makmur, hiduplah seorang laki-laki yang sangat kaya raya. Ia memiliki banyak harta, tetapi sayangnya, hatinya sangat pelit. Setiap hari ia hanya menghitung emas dan peraknya, namun tidak pernah sedikit pun terpikir untuk berbagi. Bahkan rumahnya pun sengaja dibuat sederhana agar orang-orang tidak tahu bahwa ia sebenarnya kaya raya.
Si Kaya Yang Suka Menyamar
Suatu hari, laki-laki itu mendapat ide yang aneh. Ia berpikir untuk menyamar menjadi seorang musafir miskin yang sudah kehabisan bekalnya. Maka dengan berpakaian lusuh, ia lalu berjalan dari satu desa ke desa lainnya dan berpura-pura meminta air serta makanan.
Tak disangka, ternyata banyak orang yang merasa kasihan dan memberinya sedekah. Ia lalu pulang dengan membawa banyak makanan dan juga barang.
“Lumayan juga. Modal berpura-pura saja bisa dapat banyak,” gumamnya.
Pengemis Palsu Dan Tipu Dayanya
Pada keesokan harinya, ia memutuskan untuk melanjutkan aksinya. Kali ini bukan sebagai musafir, tetapi sebagai pengemis palsu. Ia kemudian merobek pakaiannya, menambalnya dengan kain yang berbeda-beda agar terlihat semakin miskin. Dengan pura-pura ia lemah saat berjalan, ia mendatangi desa yang lain dan mulai mengemis lagi.
Baca Juga:
Dan benar saja, orang-orang kembali menaruh iba. Mereka memberinya uang, susu, dan juga makanan. Si laki-laki itu semakin senang dan bertekad untuk melanjutkan aksinya tersebut ke desa desa yang lebih banyak.
Rahasia Yang Akhirnya Terbongkar
Namun, sebagaimana pepatah berkata, “sepandai-pandainya menutupi bangkai, baunya akan tercium juga.”
Penyamaran seorang laki laki tersebut akhirnya terbongkar juga. Ada seorang warga dari desa Demawan itu melihatnya keluar dari rumah dengan pakaian pengemis, lalu berganti pakaian mewahnya saat malam tiba.
Ia pun lalu melapor kepada warga yang lain, dan sejak itu, tak ada lagi yang mau memberi sedekah kepada si pengemis palsu tersebut.
Beberapa hari kemudian, Raja Harun mendengar kabar tentang kebaikan warga Desa Dermawan yang suka membantu siapa pun yang datang. Ia pun lalu memutuskan untuk menyamar sebagai musafir dan membuktikan sendiri cerita itu.
Namun saat di perjalanan, ia sempat diusir oleh seseorang di rumah dekat desa tersebut, yang tak lain rumah itu adalah milik si pengemis palsu yang kaya.
Baca Juga:
Kedatangan Raja Harun Ke Desa Dermawan
Raja pun lalu melanjutkan perjalanannya hingga tiba di Desa Dermawan. Di sana, penduduk menyambutnya dengan hangat, mereka memberi makanan, susu, dan tempat untuk beristirahat. Betapa terharunya sang Raja melihat kebaikan mereka.
Setelah mengungkapkan siapa dirinya yang sebenarnya, Raja lalu memberi hadiah emas kepada seluruh warga desa sebagai tanda terima kasih.
Namun, si pengemis palsu tersebut tidak mendapatkan apa pun. Kemudian ia datang dan mengadu kepada Raja Harun.
“Wahai Baginda Raja, mengapa aku tidak diberi emas sama seperti yang lainnya?”
Kemudian sang Raja pun menjawab dengan tegas,
“Karena kau telah berpura-pura miskin untuk menipu orang. Kini kau harus belajar bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.”
Maka sejak hari itu, laki-laki itu menyesal. Ia berhenti berpura-pura menjadi seorang pengemis dan mulai bekerja dengan sungguh-sungguh. Sampai pada akhirnya laki laki itu dari orang yang tamak, ia lalu berubah menjadi sosok yang suka berbagi.
Hikmah Dari Dongeng Pengemis Palsu Yang Kaya Raya
Dari kisah ini, kita belajar bahwa kejujuran dan keikhlasan jauh lebih berharga daripada harta. Allah menyukai orang yang dermawan dan suka menolong kepada sesama tanpa pamrih. Sebaliknya, orang yang tamak dan suka menipu hanya akan menuai penyesalan.













