Cerita Anak Muslim (Part-21): Kisah Teladan Umar bin Khattab & Gadis Penjual Susu Yang Jujur

Ilustrasi Umar bin Khattab berbicara dengan gadis penjual susu dan ibunya dalam kisah teladan islami tentang kejujuran.
Umar bin Khattab mendatangi rumah gadis penjual susu yang jujur, kisah inspiratif tentang kejujuran dan ketakwaan kepada Allah.

Sabilulhuda, Yogyakarta: Kisah Teladan Umar bin Khattab & Gadis Penjual Susu yang Jujur – Pada suatu malam yang tenang di kota Madinah, Khalifah Umar bin Khattab berjalan sendirian menyusuri jalanan yang gelap. Beliau dikenal sebagai pemimpin yang sangat adil dan juga bijaksana.

Setiap malam, Umar berkeliling untuk memastikan rakyatnya hidup dengan baik dan tidak ada yang kelaparan. Malam itu, ia menyamar agar tak ada yang mengenali dirinya sebagai khalifah.

Ketika sedang berjalan, Umar melihat cahaya samar dari sebuah rumah kecil di ujung jalan. Ia heran, karena waktu sudah larut, tetapi di dalam rumah itu masih ada yang terjaga. Dengan hati-hati, Umar mendekat dan mendengarkan percakapan dari dalam rumah itu.

Percakapan Ibu Dan Anak Penjual Susu

Umar lalu mendengar suara seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka sedang menyiapkan susu kambing untuk dijual ke pasar pada keesokan harinya. Namun, susu yang mereka miliki sangat sedikit karena musim kemarau membuat kambing mereka kekurangan rumput.

Sang ibu pun berkata lirih,
“Anakku, supaya susu kita lebih banyak dan hasil jualan tidak berkurang, bagaimana kalau kita campur saja sedikit air ke dalamnya?”

Baca Juga:

Anak gadis itu langsung terdiam. Ia menatap ibunya dengan mata teduh dan berkata pelan,
“Ibu, bukankah Khalifah Umar melarang mencampur susu dengan air? Itu termasuk curang. Meskipun tidak ada yang melihat, Allah Maha Melihat segalanya.”

Sang ibu berusaha membujuk, “Tapi, malam-malam begini, siapa yang tahu? Khalifah Umar pasti sedang tidur.”

Gadis itu menjawab dengan tegas,
“Meski Khalifah tidak tahu, Allah selalu tahu, Ibu. Aku tidak mau melanggar perintah-Nya.”

Kekaguman Umar bin Khattab Terhadap Gadis Jujur

Mendengar ucapan itu, hati Umar bin Khattab langsung bergetar. Ia kagum pada kejujuran dan ketakwaan gadis miskin tersebut. Tanpa berkata apa-apa, beliau langsung pulang dengan hati penuh rasa syukur.

Dalam hatinya ia berdoa, “Masyaallah, betapa mulianya iman gadis itu. Jika ia belum menikah, aku akan menjadikannya menantu.”

Keesokan paginya, Umar memerintahkan pembantunya, Aslam, untuk mencari tahu siapa gadis itu. Setelah diselidiki, ternyata ia bernama Fatimah, seorang anak yatim yang tinggal bersama ibunya. Umar pun memanggil anak-anaknya dan menceritakan kejadian itu.

Baca Juga:

Lamaran Asim bin Umar Untuk Fatimah

“Asim,” kata Umar kepada salah satu putranya, “jika engkau ingin memiliki istri yang jujur dan bertakwa, menikahlah dengan gadis itu.”

Tanpa ragu, Asim pun langsung setuju. Ia merasa terhormat bisa menikahi perempuan yang begitu takut kepada Allah.

Ketika Umar dan Asim datang ke rumah Fatimah, ibunya sangat terkejut. Ia takut telah berbuat salah karena sempat berniat curang malam itu. Namun, Umar tersenyum dan berkata lembut,

“Jangan takut, wahai ibu. Aku datang bukan untuk menghukum, tetapi untuk memuliakan anakmu yang jujur.”

Pernikahan Yang Diberkahi Allah

Akhirnya, Fatimah menikah dengan Asim bin Umar. Dari keturunan mereka kelak lahir seorang perempuan mulia bernama Ummu Asim, yang kelak menjadi nenek dari Khalifah Umar bin Abdul Aziz, yaitu seorang pemimpin besar yang sangat adil dan dikenal sebagai Umar kecil.

Dari kisah ini, kita belajar bahwa kejujuran dan ketakwaan selalu membawa kebaikan. Meskipun tidak ada yang melihat, Allah selalu mengetahui apa yang kita lakukan.

Semoga kita bisa meneladani keberanian Fatimah, gadis penjual susu yang jujur dan beriman.

Baca JugaBuku Dongeng Gratis Tersedia di Situs Kemdikbud