Sabilulhuda, Yogyakarta: Kisah Mengharukan Ibnu Mubarak Yang Gagal Naik Haji – Ada sebuah kisah yang inspiratif dari seorang ulama besar bernama Ibnu Mubarak, beliau dikenal oleh banyak orang karena sangat dermawan dan cinta ilmu.
Kisah ini bukan hanya perjalanan Ibnu Mubarak yang berhaji, tapi juga tentang bagaimana beliau itu sangat ikhlas dan arti yang sebenarnya dari ibadah. Yuk, kita simak kisahnya bersama-sama!
Perjalanan Menuju Tanah Suci
Suatu hari, Ibnu Mubarak merasa sangat bersyukur karena pada akhirnya ia bisa berangkat haji. Ia memang sudah lama sekali memimpikan saat itu. Maka dengan penuh semangat, ia lalu menyiapkan semua bekalnya, termasuk pakaian ihram, air zamzam, roti, dan uang untuk perjalanan.
Semua bekal tersebut ditata rapi, karena perjalanan menuju Makkah bukanlah perjalanan yang singkat.
Pagi itu, ia berpamitan kepada para sahabatnya. “Doakan aku agar Allah menerima hajiku,” ucapnya dengan penuh harap. Maka dengan membawa keledainya, ia mulai berjalan meninggalkan kota, sambil berzikir dan mengingat Allah saat perjalanan tersebut.
Baca Juga:

Cerita Anak Muslim (Part-18): Akhlak Baik Teladan Nabi Muhammad ﷺ https://sabilulhuda.org/cerita-anak-muslim-part-18-akhlak-baik-teladan-nabi-muhammad-%ef%b7%ba/
Pertemuan Dengan Seorang Wanita Miskin
Suatu hari ketika beliau melewati kota Kufah, Ibnu Mubarak kemudian memutuskan untuk beristirahat sejenak. Saat mencari tempat singgah, pandangannya langsung terertuju pada seorang wanita yang sedang memasak daging bebek. Namun, daging itu tampak tidak segar dan berbau aneh.
Ibnu Mubarak pun bertanya kepada wanita tersebut dengan nada Bahasa yang sopan, “Wahai saudariku, apakah itu daging yang baru disembelih?”
Kemudian wanita itu menjawab dengan lirih, “Ini bangkai, tuanku. Kami tak punya makanan lain selain ini.”
Ibnu Mubarak seketika itu terkejut mendengarnya. Ia tahu bahwa makan bangkai itu haram. Tapi melihat wajah sedih wanita itu dan anak-anak kecil di sekelilingnya, hatinya terasa pilu. Ia tak tega melihat mereka kelaparan.
Keputusan Yang Mengubah Segalanya
Dengan hati yang bergetar, Ibnu Mubarak lalu kembali ke penginapan, beliau kemudian datang lagi dengan membawa keledai dan seluruh bekalnya. Ia menyerahkannya kepada wanita itu sambil berkata, “Ambillah ini. Semoga Allah memberimu kecukupan dan keberkahan.”
Wanita itu terharu, matanya berkaca-kaca. “Terima kasih, orang baik. Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan yang berlipat,” ucapnya.
Maka sejak saat itu, Ibnu Mubarak pun tidak melanjutkan perjalanannya ke Makkah. Ia memilih tinggal di Kufah dan mengajar ilmu kepada masyarakat di sekitarnya. Dalam hatinya, ia yakin bahwa Allah tahu niat tulusnya.
Baca Juga:

Cerita Anak Muslim (Part-17): Ka’bah Yang Tidak Terlihat https://sabilulhuda.org/cerita-anak-muslim-part-17-kabah-yang-tidak-terlihat/
Balasan Dari Allah Yang Maha Baik
Musim haji pun telah usai. Saat para jamaah kembali ke kampung halaman, banyak yang mengatakan bahwa mereka bertemu Ibnu Mubarak di Tanah Suci. Padahal, ia tidak pernah pergi ke sana!
Malamnya, Ibnu Mubarak bermimpi didatangi malaikat. Di dalam mimpinya ia mendengar suara,
“Wahai Ibnu Mubarak, sedekahmu kepada wanita miskin dan anak-anaknya telah diterima oleh Allah. Karena itu, Allah mengutus malaikat untuk menggantikanmu berhaji.”
Maka saat itu pula air mata Ibnu Mubarak menetes. Ia bersyukur atas kasih sayang Allah yang begitu besar.
Pelajaran Dari Kisah Ini
Anak-anak, kisah ini mengajarkan kita bahwa niat yang tulus dan hati yang ikhlas lebih berharga dari apa pun. Kadang, kita tidak bisa mencapai apa yang kita rencanakan, tapi Allah menggantinya dengan sesuatu yang jauh lebih indah.
Jadi, jangan pernah lelah berbuat baik, ya! Karena setiap kebaikan yang kamu lakukan, sekecil apa pun itu, pasti dicatat oleh Allah dan akan dibalas dengan kebaikan yang lebih besar.











