Cerita 18: Kucing Super vs Serigala Licik I Rancak

dongeng anak cerita
Cerita 10: Pesta Dansa Bohongan di Hutan
dongeng anak cerita
Cerita 18: Kucing Super vs Serigala Licik I Rancak

Cerita 18: Kucing Super vs Serigala Licik I Rancak – Di sebuah desa kecil bernama Kucingan, hidup seekor kucing cerdas, lucu, dan punya insting tajam bernama Miu.

Tapi jangan salah! Miu bukan kucing biasa. Ia adalah Kucing Super! Berkostum selendang merah dan ikat kepala batik, Miu dikenal sebagai penjaga desa dari para penjahat hutan.

“Kalau ada bau jahat, kupingku berdiri duluan!” begitu kata Miu sambil berkaca di genangan air.

Suatu pagi yang cerah, para hewan bersiap menggelar Pesta Madu dan Jagung Rebus di lapangan rumput. Bebek Weki sibuk nyiapin sambel kecap, Ayam Ruyuk sedang ngipas jagung, sementara Merpati Tukur menempel undangan di pohon dengan liur (ehem, jangan tanya caranya).

Tapi dari balik semak, ada yang mengintip dengan licik…

Serigala Menyamar: Rencana Jahat I Rancak

“Hmm… pesta hewan ya?” bisik I Rancak, serigala tua berbulu kelabu. “Waktunya menyamar dan menyabotase! Siapa tahu dapat camilan ayam geprek!”

Tiba-tiba, whooosh! I Rancak mengenakan kostum manusia: kemeja bunga, celana training, dan wig poninya miring. Ia berdiri tegak seperti manusia, lalu berkata sambil melatih suara, “Eh… saya Bapak… Bapak RT dari Dusun… eeeh… Dusun Palsuan!”

Baca Juga:

Ia masuk ke lapangan pesta dengan penuh gaya, melambai seperti selebriti.

“Permisi, saya ingin ikut lomba joget jagung!” serunya.

Semua hewan bengong. Bebek Weki berbisik ke Ruyuk, “Eh, manusia bisa ngomong bebek sekarang?”

Tapi hanya Miu yang langsung berdiri, kumisnya berkedut, ekornya kaku. Ia mencium sesuatu.

“Bau… bau ini familiar…” gumam Miu sambil mengendus-endus tanah.

Ia mendekati ‘Bapak RT’. “Eh, Bapak… bajunya keren, ya. Tapi… boleh saya cium tangan Bapak?”

“Eh, eh… tidak usah sopan begitu, Nona Kucing… eh, saya bawa… ini loh… karcis diskon gorengan!”

Tapi Miu makin dekat, lalu sniff sniff sniff…

“HMMM!!! Ini bau bulu serigala seminggu nggak mandi! Hidungku nggak salah!”

“WOI! Ini serigalaaaa!!” teriak Miu sambil lompat dan mencabut wig si Bapak RT palsu.

Semua hewan teriak dan panik, sementara I Rancak terpeleset kena jagung rebus, lalu lari tunggang langgang sambil cuma pakai kaus dalam dan sepatu satu!

“Awk! Bajunya tinggal satu kancing! Mana wig saya?!” jerit I Rancak dari balik semak-semak.

Pesta Berlanjut, Hikmah Di Dapat

Ayam Ruyuk tertawa sampai sayapnya lepas satu, “Wah, hebat, Miu! Indra keenammu benar-benar bekerja!”

Miu berdiri di atas ember madu sambil berkata bangga, “Telingaku memang bisa mendengar tipu muslihat, tapi yang paling penting adalah… **kalau n

kalau niat kita tulus melindungi teman, maka hati kita akan tahu mana yang benar, bahkan sebelum mata melihatnya!”

Semua hewan bersorak. Merpati Tukur melemparkan confetti dari kelopak bunga, dan Bebek Weki langsung memutar lagu pesta dari daun pisang yang disulap jadi radio (jangan tanya bagaimana, itu rahasia bebek teknologi).

Tapi pesta belum selesai, karena tiba-tiba si Tikus Jukiu datang tergopoh-gopoh sambil membawa topi penyamaran I Rancak yang tercecer.

“Eh, ini… aku nemu topinya di selokan, bau banget… kayak… bulu gosong dicampur durian,” katanya sambil menahan napas.

Semua hewan tertawa tergelak-gelak. Miu mengangkat topi itu tinggi-tinggi dan berkata, “Inilah lambang kegagalan niat jahat! Kalau kamu ingin datang ke pesta, datanglah sebagai teman, bukan sebagai penipu!”

“Betul!” sahut semua hewan bersamaan.

Juara Joget Jagung Dan Mahkota Kulit Jagung

Lalu mereka melanjutkan lomba joget jagung. Dan tebak siapa yang menang?

Bukan Ruyuk, bukan Tukur, tapi… Miu si Kucing Super!

Ia menari di atas tongkat jagung sambil salto ke depan dan mendarat dengan gaya jurus “Kucing Guling Madu”. Semua tepuk tangan.

Sebagai hadiah, Miu diberi satu galon madu dan mahkota dari kulit jagung.

Hari itu, Pesta Madu dan Jagung Rebus menjadi pesta paling lucu dan mengesankan sepanjang sejarah desa Kucingan. Tidak hanya karena tarian atau makanannya, tapi karena semua hewan belajar satu hal penting dari Miu:

“Indra keenam dari kebaikan selalu bekerja.”

Dan sejak saat itu, jika ada yang pura-pura jadi teman padahal niatnya jahat, semua langsung berkata,

“Eh, kamu pikir kita nggak punya hidung kayak Miu?”

Mereka pun tertawa, lalu joget jagung bersama.

Pesan Moral:

Jangan tertipu penampilan. Hati yang tulus dan niat baik akan selalu bisa mencium kebohongan, bahkan sebelum kebohongan itu bicara.

Karena seperti kata Kucing Super Miu: “Bau jahat nggak bisa ditutupi parfum wig murahan!”

Oleh: Izzayumna