Cara Memupuk Rasa Syukur Dan Menghilangkan Penyakit Hati – Di dalam kehidupan sehari-harinya, kita sering kali terlalu sibuk demi mengejar sesuatu yang belum kita miliki. Sehingga kita sampai lupa mensyukuri apa yang sudah Allah anugerahkan kepada kita. Padahal, rasa syukur adalah sebuah kunci agar hati kita tenang serta menjadi pintu pembuka kebahagiaan kita yang sejati.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengingatkan dalam Al-Qur’an:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS. Ibrahim: 7)

Ayat ini memang artinya sederhana, namun memiliki makna yang sangat dalam. Syukur bukan hanya sebatas ucapan “Alhamdulillah”. Tapi juga sebuah sikap hati kita yang menerima dengan lapang dada setiap ketentuan Allah, baik yang terasa manis maupun yang pahit.
Lalu Apa Saja Yang Bisa Menumbuhkan Rasa Syukur Dan Menghilangkan Penyakit Hati
1. Menumbuhkan Sifat Qanaah
Langkah pertama dalam memupuk rasa syukur kita adalah dengan menghadirkan qanaah. Yaitu suatu sikap menerima dengan ridha apa pun yang Allah berikan kepada kita.
Qanaah bukan berarti kita pasrah tanpa usaha, melainkan dengan cara yang tenang dalam menerima hasil setelah berusaha sebaik mungkin.
Orang yang qanaah maka mereka tidak akan iri melihat rezeki atas orang lain. Ia juga sadar bahwa setiap orang memiliki porsi nikmat yang berbeda, sesuai takaran hikmah dari Allah. Maka dengan cara qanaah ini, hati kita menjadi damai, pikiran ringan, dan hidup terasa cukup meskipun sederhana.
Coba kita bayangkan, berapa banyak nikmat yang kita rasakan hari ini. Kita masih bisa bernapas, makan, berjalan, bercengkerama dengan keluarga.
Semua itu sering kali kita lupa hanya karena pandangan kita tertuju pada sesuatu yang belum kita miliki. Padahal, setiap detik kehidupan adalah karunia yang tak ternilai harganya.
Baca Juga:

Arti Syukur Yang Sebenarnya Dalam Islam: Bukan Sekedar Ucapan https://sabilulhuda.org/arti-syukur-yang-sebenarnya-dalam-islam-bukan-sekedar-ucapan/
2. Gunakan Nikmat Sesuai Ketentuan Allah
Syukur sejatinya bukan hanya ucapan, tapi juga dngan tindakan. Mensyukuri nikmat berarti menggunakan setiap anugerah sesuai dengan aturan Allah.
Misalnya:
- Mensyukuri mata berarti menjaga pandangan dari hal hal yang dilarang.
- Mensyukuri lisan berarti berkata baik, bukan malah mencela atau menggunjing.
- Mensyukuri waktu berarti mengisinya dengan amal dan perbuatan yang bermanfaat.
Setiap nikmat yang Allah titipkan kepada kita akan dimintai pertanggungjawaban. Karena itu, gunakanlah semua potensi yang kita miliki saat ini baik tenaga, pikiran, harta, dan waktu untuk mendekat kepada-Nya.
3. Hilangkan Penyakit Hati Dengan Syukur
Penyakit hati seperti iri, dengki, sombong, dan tidak puas sering kali muncul karena kurangnya rasa syukur. Ketika hati selalu merasa kurang, maka kebahagiaan pun akan menjauh. Namun, ketika hati penuh dengan rasa syukur, maka segala beban akan terasa ringan.
Karena sejatinya, orang yang bersyukur bukanlah yang memiliki segalanya, tetapi mereka yang mampu melihat kebaikan dalam segala hal.
Orang yang bersyukur tidak akan iri terhadap keberhasilan orang lain, karena ia yakin setiap takdir pasti memiliki jalan masing-masing. Ia tidak akan dendam atau merasa kurang, sebab hatinya sudah penuh dengan rasa cukup.
4. Latih Syukur Setiap Hari
Maka mulailah hari harinya dengan kalimat “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.” Renungkan setiap nikmat yang tanpa kita sadari: udara pagi, senyum anak, kesempatan salat. Kemudian tuliskan tiga hal yang bisa kamu syukuri setiap hari.
Cara yang sederhana ini bisa menumbuhkan kebiasaan yang positif dalam melihat hidup dari sisi terbaiknya.
Syukur adalah cahaya yang menerangi hati. Dengan syukur, maka hidup kita akan menjadi lebih tenteram, pikirannya jernih, dan hubungan dengan sesama lebih hangat.
Mari kita latih diri kita untuk selalu bersyukur dan menerima setiap takdir dengan qanaah, sambil terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.
Baca Juga: Pesan Menag pada ASN, Jadi Teladan Syukur dan Sabar













