Wajahnya bercahaya bukan karena kosmetik mahal
Tapi dengan kosmetik wudhu di padu dengan akhlak tawadhu
Keningnya bertanda, karena banyaknya sujud khusyu
Terbungkus indah pakaian malu
Walaupun banyak orang menyebutnya lugu
Mata indahnya bukan hiasan, tapi karena banyaknya meneteskan air mata
Di kegelapan malam terjaga dalam rakaat-rakaat munajat yang lama
Perindu taman surga
Harum aroma mulutnya bukan karena pengharum
Tapi karena banyaknya juz demi juz Qur’an yang di baca.
Siang dan malam bertemankan ayat demi ayatnya setia
Kadang air mata rindu menetes, saat di sebut indahnya surga
Dan kadang air mata takut menetes, saat di sebut ngerinya neraka
Tangan cantiknya bukan hiasan gelang atau hiasan hena
Tapi tangan yang rajin berderma
Lembut hatinya melihat yang lemah dan dhuafa
Mudah tersentuh dengan dengan kemiskinan dan mereka yang terlantar menderita
Kaki indahnya, juga bukan karena hiasan yang menjelma
Tapi karena banyaknya melangkah dalam ketaatan Robbnya
Lelahnya langkah di jalan Allah, mengejar janji-Nya yang mulia
Akhlak Islami nya bak hiasan bunga
Semerbak wangi dalam aroma
Membuatnya dari kebanyakan wanita berbeda. Berbeda karena istimewa
Berbeda karena ada syariat yang di jaga
Bila ia bersuami, maka di jadikan suaminya tiket surga
Di jaga, jangan sampai rusak dengan segala cara
Do’anya agar menyelamatkan tiket surganya dengan gelar sholehahnya
Mereka, nampak seperti wanita yang langka
Jumlahnya di dunia tidak seberapa
Karena mereka hakikatnya bidadari yang di titipkan ke dunia
Untuk akhirnya kelak kembali ke tempat semula
Dan tentu lebih lebih mempesona, di banding bidadari surga sesungguhnya
Karena banyaknya urat sabar yang di terima, bercampur dengan gurat ketaatan dalam kurun waktu yang lama
Bisa jadi ia bersuamikan sholih, berpasangan di dunia, sampai ke sana
Bisa jadi hanya pasangan dunia, berpisah di akhirat nantinya.
Bisa jadi belum berpasangan, sampai ajal menemuinya. Namun dalam ketaatan kepada Robbnya ia setia.***
(Yuni)