Asrinya Jaman Dahulu

Satu kampung nampak gelap gulita, rupanya listrik mati sejak sore tadi. Hanya lilin kecil sebagai penerang di masing-masing rumah. Cahaya rembulan ditemani bintang terlihat gagah menampakkan cahayanya, membantu lilin menerangi depan rumah penduduk. Suara serangga malam terdengar dari bilik rumah.
Dinginnya angin menghempas tubuh Sari yang sedang duduk menikmati cahaya rembulan di depan rumah. Sembari mengingat cerita bapak kqla itu, ia teringat jika jaman dulu kampung ini masih seperti ini. Penerangan masih menggunakan lilin dari kain yang ujungnya dicelupkan ke dalam minyak tanah. Sungguh ia benar-benar bisa mengumpamakan jika saat ini berada di jaman Bapaknya waktu kecil.
Cahaya remang terlihat dari rumah tetangga yang sedang menyalakan api di tungku, tidak luput dengan aroma khasnya, menambah suasana menjadi seperti apa yang telah dikatakan Bapak.
Sari rindu sekali dengan suasana dahulu. Salah satunya ketika mati listrik seperti saat ini, karena ia memiliki kesempatan untuk menggambarkan jaman dahulu. Dimana jaman belum ada handphone yang telah menggantikan semuanya. Ia rindu ketika Bapaknya selalu bercerita tentang jamannya dimasa lampau, dan bagaimana perjalanannya ketika ia muda.
Sungguh jaman dulu adalah jaman dimana orang-orang masih memperdulikan orang lain. Dimana dan kapanpun ia berada. Keasrian alamnya yang menyejukkan dan membuat rindu siapapun yang berada di jaman tersebut. Namun, jaman sekarang sudah berkebalikan dengan jaman dahulu. Kini, tidak sedikit orang-orang yang mementingkan dirinya sendiri.***

(nisa)

Artikel yang Direkomendasikan