Kisah Sahabat Nabi ﷺ Ke-6: Zubair bin Awwam (Part 2)

Ilustrasi Zubair bin Awwam, sahabat Nabi ﷺ yang gagah berani memimpin pasukan muslim di medan perang dengan latar bendera Islam dan matahari terbenam.
Ilustrasi pahlawan Islam, Zubair bin Awwam radhiyallahu ‘anhu — sosok sahabat Nabi ﷺ yang dikenal dengan keberanian dan kesetiaannya di setiap pertempuran.

Kisah Sahabat Nabi ﷺ Ke-6: Zubair bin Awwam – Setelah di bagian pertama kita mengenal latar belakang dan awal perjuangannya dari Zubair ini. Kali ini kita akan melanjutkan kisah perjalanan hidup sang Hawari Rasulullah (pembela Nabi ﷺ yang setia di setiap pertempuran besar Islam).

Pejuang Yang Tidak Pernah Mundur

Zubair bin Awwam adalah sosok orang yang tidak pernah gentar dalam menghadapi bahaya. Di dalam setiap peperangan, beliau selalu menjadi barisan yang terdepan. Saat Perang Badar, Rasulullah ﷺ menunjuk Zubair sebagai salah satu komandan pasukan muslim.

Beliau pada saat itu mengenakan sorban yang berwarna kuning yang kelak akan di kenang oleh para sahabat sebagai simbol dari keberaniannya beliau.

Di perang itu pula, Nabi ﷺ bersabda, “Setiap nabi memiliki hawari (penolong), dan hawariku adalah Zubair bin Awwam.” Sebuah kehormatan yang luar biasa.

Ilustrasi Zubair bin Awwam, sahabat Nabi ﷺ yang gagah berani memimpin pasukan muslim di medan perang dengan latar bendera Islam dan matahari terbenam.
Ilustrasi pahlawan Islam, Zubair bin Awwam radhiyallahu ‘anhu — sosok sahabat Nabi ﷺ yang dikenal dengan keberanian dan kesetiaannya di setiap pertempuran.

Di dalam Perang Uhud, Zubair juga menunjukkan keteguhannya beliau saat banyak pasukan Muslim yang terpecah. Beliau senantiasa tetap berada di sisi Rasulullah ﷺ, demi melindungi beliau dari serangan musuh.

Bukan hanya kuat secara fisiknya saja, Zubair juga sangat cerdas dalam strategi berperang. Ia mampu membaca arah serangan musuhnya dan dapat mengatur barisan dengan cepat.

Luka-luka di tubuhnya itu menjadi saksi perjalanan panjang jihadnya beliau. Putranya, Urwah bin Zubair, pernah berkata, “Aku melihat di tubuh ayahku ada bekas luka tusukan dan sabetan pedang, jumlahnya lebih dari dua puluh.”

Namun Zubair tidak pernah mengeluh. Setiap luka baginya adalah sebagai tanda cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.

Cinta Dan Keteladanan Dalam Keluarga

Meskipun beliau di kenal gagah saat di medan perang, Zubair ternyata memiliki sisi yang lembut yang luar biasa ketika beliau di rumah. Ia adalah suami dari Asma’ binti Abu Bakar, yaiitu perempuan yang terkenal karena cerdas dan sabar.

Dari pernikahan itu lahirlah Abdullah bin Zubair, salah satu tokoh besar di masa berikutnya.

Baca Juga:

Ilustrasi Zubair bin Awwam radhiyallahu ‘anhu, sahabat Nabi ﷺ, berdiri gagah di padang pasir dengan sorban kuning, melambangkan keberanian dan keimanan.

Kisah Sahabat Nabi ﷺ Ke-6: Zubair bin Awwam (Part 1) https://sabilulhuda.org/kisah-sahabat-nabi-%ef%b7%ba-ke-6-zubair-bin-awwam-part-1/

Zubair sendiri dalam mendidik anak-anaknya dengan contoh dan teladan, bukan hanya kata-kata. Ia memberi nama anak-anaknya dengan nama-nama para pejuang Islam seperti Abdullah, Hamzah, Jafar, dan Urwah.

Beliau berharap agara mereka itu dapat tumbuh sebagai generasi yang pemberani serta mencintai agamanya. Selain itu beliau tidak hanya mengajarkan teknik menggunakan pedang, tapi juga tentang  iman dan rasa tanggung jawab.

Pengorbanan Dan Kesetiaan Yang Tanpa Pamrih

Zubair juga termasuk salah satu sahabat yang ikut berhijrah ke Habasyah (Ethiopia) untuk mempertahankan keimanannya. Saat itu, ia masih muda, namun semangatnya luar biasa.

Di dalam salah satu kisah, ketika terjadi fitnah di negeri Habasyah, Zubair menyeberangi sungai dengan risiko nyawanya sendiri demi memastikan keselamatan kaum Muslimin di sana.

Di masa berikutnya, Zubair ini juga ikut dalam Perang Yarmuk dan Penaklukan kota Mesir. Karena keberaniannya membuat banyak pasukan muda menjadikan sebagai panutan.

beliau bukan hanya berperang karena perintah, tapi karena keyakinan bahwa jihad adalah bentuk tertinggi cinta kepada Allah.

Warisan Yang Abadi Seorang Pejuang

Ketika menjelang akhir hayatnya, Zubair tetap menjadi sosok orang yang selalu jujur dan amanah. Ia dikenal tidak pernah menuntut imbalan atas jasa-jasanya.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda tentangnya: “Zubair adalah putraku di surga.” Kalimat itu cukup menggambarkan betapa tinggi kedudukannya di sisi Nabi ﷺ.

Kisah Zubair bin Awwam mengajarkan kita bahwa keberanian sejati bukan hanya soal pedang atau perang. Tetapi tentang keteguhan hati untuk tetap setia kepada kebenaran, meskipun dunia menentang.

Baca Juga: Kisah Sya’ban, Sahabat Nabi yang Menyesal Saat Sakaratul Maut