Perempuan Tangguh Desa Adipuro: Penggerak Ekonomi Di Lereng Sumbing – Jika setiap desa itu memiliki pahlawannya sendiri, maka di desa Adipuro, para ibu adalah sosok-sosok yang pantas kita sebut sebagai pahlawan yang sejati.
Mereka bukan hanya sebagai penjaga rumah dan keluarganya saja, tapi juga sebagai penggerak roda kehidupan di lereng Gunung Sumbing.
Dengan tangan-tangan yang tak kenal lelah, mereka menanam harapan di tanah yang subur tersebut dan menumbuhkan kehidupan yang penuh dengan makna.

Perempuan yang Menghidupi Desa
Setiap pagi, ketika kabut masih menyelimuti kebun dan embun belum sempat kering di daun, suara dari langkah-langkah para ibu sudah terdengar di antara bedengan sayur. Mereka membawa cangkul, keranjang, dan juga doa yang sederhana: “semoga panen kali ini melimpah.”
Memang sebagian besar perempuan di desa Adipuro tersebut ikut terjun langsung dalam aktivitas di bidang pertanian. Mereka juga menanam, memupuk, hingga memanen hasil bumi seperti kubis, wortel, dan daun bawang yang menjadi kebanggaan desa tersebut.
Bagi mereka, bekerja di ladang bukan hanya soal mencari nafkah, tapi juga sebagai wujud cintanya mereka kepada tanah kelahiran. Karena dari tanah inilah kehidupan mereka bertumbuh.
Kreatif Dan Mandiri Lewat UMKM Desa
Tak hanya di kebun, semangat para perempuan Adipuro juga tumbuh di dapur dan ruang-ruang kecil sebagai tempat untuk usaha rumahan. Mereka mengolah hasil dari tani menjadi berbagai macam produk. Mulai dari kripik sayur, manisan wortel, hingga minuman herbal yang menyehatkan.
Dengan melalui kelompok wanita tani dan dasawisma, mereka saling belajar dan mendukung satu sama lain. Tidak sedikit dari mereka yang kini sudah mampu memasarkan produknya secara daring. Mereka mengikuti arus zaman yang begitu cepat, tetapi tanpa meninggalkan jati diri desa mereka.
Kerja keras dan kemandirian itulah yang menjadi bukti bahwa perempuan di desa Adipuro tidak hanya berdaya, tetapi juga mampu memberdayakan lingkungan di sekitarnya.
Baca Juga:

Desa Adipuro Kaliangkrik! Surga Kecil Lereng Gunung Sumbing https://sabilulhuda.org/desa-adipuro-kaliangkrik-surga-kecil-lereng-gunung-sumbing/
Kepedulian Yang Tak Pernah Padam
Selain menjadi tulang punggung ekonomi, para ibu di Adipuro juga hadir dalam setiap denyut kehidupan sosial. Mereka aktif dalam kegiatan Posyandu, PKK, hingga gotong royong dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya.
Di setiap acara keagamaan atau perayaan desa pun, peran mereka selalu terasa. Ada yang menyiapkan hidangan, ada yang menghias tempat acara, atau hanya memastikan bahwa semua warga yang ikut serta merasa nyaman.
Di balik tawa dan kesederhanaan mereka, tersimpan kekuatan yang membuat desa ini terasa hidup dan hangat.
Menjaga Tradisi, Menyambut Perubahan
Meski tinggal di kaki gunung, para perempuan Adipuro tidak tertinggal oleh zaman. Mereka mulai mengenal teknologi, belajar memasarkan produk lewat media sosial, dan mengikuti pelatihan yang di selenggarakan oleh desa tersebut.
Namun di tengah semua perubahan itu, nilai-nilai budaya yang lama masih tetap mereka jaga. Seperti gotong royong, sopan santun, dan rasa hormat antarwarga masih menjadi nafas di kehidupan sehari-harinya.
Senyum Di Balik Keteguhan
Melihat para ibu Adipuro saat bekerja di bawah sinar matahari pagi, dengan senyum yang tak pernah pudar, membuat siapa pun akan mengerti arti ketulusan.
Mereka mungkin tidak mengenakan seragam yang rapi atau duduk di balik meja kantor, tapi dari tangan merekalah sehingga lahir kehidupan yang sesungguhnya.
Desa Adipuro menjadi bukti bahwa kekuatan sejati tidak selalu terlihat dalam hal besar. Kadang, ia hadir dalam langkah sederhana seorang ibu yang terus berjuang dengan cinta, kesabaran, dan harapan yang tak pernah padam.
Baca Juga: Belajar Dari Kota Petra