Konsep Perniagaan Terbaik Menurut Al-Qur’an: Investasi Abadi Tanpa Rugi – Dalam kehidupan sehari-hari, hampir semua orang itu menimbang sesuatu dengan logika untung dan rugi. Ketika kita berbisnis, kita tentu berharap selalu untung, bukan rugi. Namun, pada kenyataannya, dunia tidak pernah bisa menjamin keuntungan yang abadi.
Kadang kita berada di atas, kadang di bawah. Kadang sehat, kadang sakit. Inilah hukum dunia, fana dan selalu berubah.
Al-Qur’an melalui Surah As-Shaff ayat 10-14 menawarkan sebuah konsep perniagaan yang berbeda dari hanya sebatas hitungan materi. Allah Berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلٰى تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ ١٠
تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَتُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَۙ ١١
يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُۙ ١٢
وَاُخْرٰى تُحِبُّوْنَهَاۗ نَصْرٌ مِّنَ اللّٰهِ وَفَتْحٌ قَرِيْبٌۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ ١٣
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْٓا اَنْصَارَ اللّٰهِ كَمَا قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيّٖنَ مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِۗ قَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ فَاٰمَنَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ وَكَفَرَتْ طَّاۤىِٕفَةٌۚ فَاَيَّدْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلٰى عَدُوِّهِمْ فَاَصْبَحُوْا ظٰهِرِيْنَࣖ ١٤
Allah menyebutnya sebagai تِجَارَةٍ (perdagangan), namun bukan jual beli biasa, melainkan sebagai investasi spiritual yang menjanjikan keuntungan yang abadi. Yaitu keselamatan dari azab neraka dan kenikmatan di surga.
Seruan Allah, Wahai Orang-Orang Yang Beriman
Ayat ini diawali dengan panggilan khusus, يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا (wahai orang-orang yang beriman). Setiap kali Al-Qur’an membuka dengan kalimat ini, artinya iman kita sedang diuji.
Allah ingin memastikan apakah keimanan itu hanya sebatas pengakuan atau benar-benar teruji dalam tindakan.
- Seperti shalat yang menjadi indikator keimanan: orang beriman pasti shalat, sedangkan yang lalai shalat patut dipertanyakan imannya.
- Begitu pula dengan akhlak: lisan orang beriman tidak pantas mencela atau melukai orang lain.
Maka, ketika Allah menawarkan “perdagangan terbaik”, ini bukan hanya sebagai pilihan untuk bisnis. Tetapi sebuah ujian sejauh mana iman kita mempengaruhi arah hidup.
Perniagaan Yang Selalu Untung
Setiap manusia menginginkan agar bisnisnya selalu untung. Sayangnya, dalam realita, tidak ada yang seperti itu di dunia ini. Kadang naik, kadang turun. Kadang sukses, kadang gagal.
Namun Allah menawarkan sebuah perniagaan yang tidak akan pernah rugi, bahkan menjamin dengan kemenangan yang mutlak yaitu:
- Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
- Berjuang di jalan Allah dengan harta dan jiwa.
Inilah syarat-syaratnya perniagaan yang terbaik. Imannya menjadi fondasi, amalnya menjadi bukti. Orang yang berdagang dengan iman tidak akan pernah menipu, berbuat curang, atau korupsi. Sebab orientasinya bukan hanya dunia, tetapi juga akhirat.
Baca Juga:

Orang Yang Paling Merugi Di Dunia Menurut Islam https://sabilulhuda.org/orang-yang-paling-merugi-di-dunia-menurut-islam/
Investasi yang Tak Tergantikan
Mari kita renungkan. Apa arti keuntungan di dunia yang besar jika ajal datang secara tiba-tiba? Seseorang bisa saja kaya raya atau mereka sukses dalam berkarier.
Tapi semua itu akan berhenti ketika kematian sudah menjemputnya. Dunia akan mereka tinggalkan, sementara yang mereka bawa hanyalah amal saleh.
Itulah sebabnya, orang yang cerdas adalah mereka yang menjadikan aktivitas di dunia ini sebagai bekal untuk akhirat. Dagang tetap dagang, bekerja tetap bekerja, tapi semuanya diarahkan dengan niat karena Allah. Itulah yang membuat sebuah amal bernilai saleh.
Ketika amal sudah disertai dengan iman, maka ia berubah menjadi ibadah. Setiap langkah, ucapan, bahkan kesabaran pun akan bernilai pahala. Itulah yang disebut hasanah.
“Allah menjanjikan setiap amal saleh akan dibalas minimal sepuluh kali lipat, bahkan bisa berlipat-lipat hingga tak terhitung” (QS. Al-An’am: 160).
Dunia Fana, Akhirat Abadi
Dunia hanyalah tempat kita untuk singgah, tetapi bukan sebagai tujuan akhir. Dalam dunia, manusia akan selalu diuji dengan untung-rugi, sehat-sakit, bahagia-sedih.
Semua itu agar manusia bisa merasakan nikmatnya sabar dan syukur. Namun di akhirat, tidak ada lagi perubahan. Di sanalah kenikmatan sejati tanpa batas.
Maka, jika di dunia kita sibuk mencari keuntungan yang hanya sementara, di akhiratlah kita harus memastikan investasi yang abadi. Inilah hakikat perniagaan yang Allah tawarkan: selamat dari neraka dan mendapatkan surga seluas langit dan bumi.
Mari Berpikir Seperti Pedagang Cerdas
Seorang pedagang yang cerdas tidak akan mau menanam modalnya kepadapada pengusaha yang rugi. Begitu pula orang yang beriman, ia harus cerdas dalam menanam amal untuk akhiratnya.
Perniagaan terbaik bukanlah hanya sebatas menumpuk harta, melainkan juga dapat mengubah aktivitas dunia menjadi amal saleh karena Allah.
Itulah investasi yang tak pernah rugi, yang keuntungannya akan kita rasakan saat kematian datang dan kehidupan abadi di akhirat dimulai. Semoga kita termasuk golongan yang Allah panggil dengan penuh kasih:
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai. Masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS. Al-Fajr: 27-30)
Baca Juga: Integritas: Fondasi Kinerja di Kementerian Keuangan