7 Peta Jalan Hidup Manusia Dari Lahir Hingga Wafat (Part 2) – Perjalanan hidup manusia tidak akan berhenti saat ia menjadi dewasa dan memikul sebuah tanggung jawab. Justru setelah itu, maka mulailah babak yang paling menentukan yaitu masa ujian, masa penyesuaian diri menjelang akhir, hingga akhirnya tiba saatnya mereka untuk kembali kepada Sang Pemilik Kehidupan.
Tiga fase terakhir di dalam peta jalan hidup ini adalah cermin yang mengingatkan kita bahwa dunia hanyalah persinggahan, sementara tujuan sejatinya adalah pulang kepada Allah dengan hati yang tenang.
Fase Kelima Tentang Ujian Kehidupan
Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 155,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya: “Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar”.
Setiap manusia, tanpa terkecuali, mereka akan melewati fase ini. Namun, ujian bukan untuk melemahkan, melainkan untuk menguatkan iman dan menyucikan hati. Saat cobaan datang, kita sering kali tergoda untuk mengeluh dan mempertanyakan takdir. Padahal, justru di saat itulah Allah sedang menilai seberapa dalam kepercayaan kita kepada-Nya.
Baca Juga:

Tanda Manusia Yang Umurnya Berkah Dalam Pandangan Islam https://sabilulhuda.org/tanda-manusia-yang-umurnya-berkah-dalam-pandangan-islam/
Bagi orang yang sabar, setiap luka adalah jalan menuju rahmat. Mereka yang mampu melihat hikmah di balik musibah akan merasakan kedekatan yang luar biasa dengan Allah. Karena sabar bukan hanya menahan diri, tapi kemampuan untuk tetap yakin bahwa di balik setiap ujian itu, ada kebaikan yang sedang Allah siapkan.
Fase Keenam Tentang Penuaan Dan Perhitungan Diri
Seiring waktu yang terus berjalan, rambut memutih, tenaga melemah, dan langkah kita menjadi perlahan. Di usia senja inilah, manusia biasanya mulai menoleh ke belakang. Mereka menghitung jejak amal dan dosa yang pernah mereka tinggalkan.
Fase ini adalah waktu yang terbaik untuk muhasabah (introspeksi diri), memperbanyak istighfar, serta memperbaiki hubungan dengan sesama.
Jika di masa muda kita sibuk mengejar dunia, maka di masa ini, Allah memberikan kesempatan untuk memperbaiki arah. Uban yang tumbuh di kepala kita bukanlah hanya sebagai tanda bahwa kita sudah tua.
Tetapi sebagai panggilan dari Allah, tanda bahwa waktu pulang sudah semakin dekat. Betapa indahnya jika masa senja tersebut kita isi dengan dzikir, doa, dan kasih sayang kepada sesame. Agar nantinya ketika kita menutup perjalanan di dunia ini dengan hati yang bersih.

Hal Yang Melalaikan Di Dunia Hingga Menyebabkan Siksa Kubur https://sabilulhuda.org/hal-yang-melalaikan-di-dunia-hingga-menyebabkan-siksa-kubur/
Fase Ketujuh Tentang Kematian Dan Kembali kepada-Nya
Setiap perjalanan tentu memiliki akhir, dan bagi manusia, akhir itu bernama kematian. Namun bagi orang yang beriman, kematian bukanlah sebagai tragedi, melainkan sebagai hadiah. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ:
“Hadiah bagi seorang mukmin adalah kematian.”
Karena di sanalah perjumpaan dengan Rabb yang selama ini kita rindukan.
Kematian bukan hal yang perlu kita takuti, tetapi perlu kita siapkan. Takutlah bukan karena ajal, melainkan karena hidup yang tak bermakna. Sebab, siapa yang menjalani hidup sesuai peta yang Allah tetapkan, dengan iman, sabar, dan cinta kepada-Nya, maka kematian akan datang seperti panggilan pulang yang damai.
Renungan ini menegaskan satu kebenaran: hidup bukan soal panjangnya usia, tapi dengan arah yang benar. Allah telah memberi tujuh peta jalan hidup agar manusia tak tersesat di dunia yang fana.
Maka tugas kita hanyalah menapaki jalan itu dengan hati yang penuh iman, langkah yang sabar, dan cinta yang tulus kepada-Nya. Karena pada akhirnya, semua jalan akan bermuara di satu tempat. Yaitu di hadapan Allah Yang Maha Mengasihi.
Baca Juga: Integritas: Fondasi Kinerja di Kementerian Keuangan













