
7 Makanan Khas Nusantara yang Sarat Makna dan Filosofi – Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya akan budaya, adat, dan tentu saja makanan khas nya. Makanan khas nusantara memang sudah terkenal dengan kelezatannya. Namun, taukah kalian bahwa makanan tersebut ternyata banyak menyimpan filosofi mendalam.
Mencerminkan nilai kehidupan dan kearifan lokal.
Yuk, simak tujuh makanan tradisional Indonesia yang penuh dengan makna!
1. Nasi Tumpeng Sebagai Simbol Ketuhanan dan Harapan
Nasi tumpeng biasanya disajikan ketika acara syukuran atau perayaan penting. Bentuknya yang kerucut menyerupai gunung melambangkan kedekatan manusia dengan Tuhan. Gunung dalam budaya Jawa adalah simbol tempat yang tinggi, tempat Tuhan berada.
Sedangkan lauk pauk yang mengelilingi tumpeng itu biasanya berjumlah tujuh. Yang melambangkan pitulungan atau pertolongan. Filosofi ini menyiratkan harapan akan hidup yang semakin baik dan semakin sejahtera.
2. Lontong Sebagai Pengingat untuk Tobat
Lontong adalah makanan khas yang terbuat dari beras dan dibungkus dengan daun pisang. Makanan ini memiliki filosofi bahwa“lonthong ilang kotok” yang berarti kejelekan telah hilang. Maka, makanan ini menjadi simbol sebagai pengingat agar manusia selalu bertobat dan membersihkan diri dari dosa.
Jadi, bukan sekadar lauk makan soto, tapi juga punya pesan moral yang dalam.
Baca Artikel Berikut:

Gudeg: Kuliner Legendaris Yogyakarta Kaya Akan Nilai Budaya https://sabilulhuda.org/gudeg-kuliner-legendaris-yogyakarta-kaya-akan-nilai-budaya/
3. Ketupat Sebagai makna Lebaran yang Sesungguhnya
Ketupat sudah umum menjadi ikon saat Idul Fitri. Kata ketupat sendiri berasal dari ngaku lepat, yang berarti mengakui kesalahan. Ketupat melambangkan momen untuk saling memaafkan antar sesama.
Ada juga istilah lain seperti lebaran yang bermakna ampunan, lembaran sebagai ajakan bersedekah, lemburan untuk saling memaafkan, dan laburan sebagai simbol kesucian lahir batin.
4. Kolak Sebagai Pengingat Akan Akhir Hidup
Makanan khas ini biasanya tersedia ketika di bulan Ramadhan. Kolak sendiri mempunyai 2 arti filosofi.
Pertama, dari bahan dasarnya yang berupa umbi-umbian atau polo pendhem. Mengingatkan bahwa manusia pada akhirnya akan kembali ke tanah. Kedua, dari kata kalake yang berarti orang bersalah harus minta maaf.
Maka, kolak bukan sekedar takjil manis saja, tetapi juga sebagai pengingat untuk introspeksi diri.
5. Dawet Sebagai Simbol Keharmonisan dalam Rumah Tangga
Es dawet atau cendol mempunyai makna filosofi yang menarik, terutama dalam pernikahan adat Jawa. Dawet melambangkan kebulatan tekad orang tua dalam menjodohkan anak.
Di jawa sendiri terdapat Tradisi yang namanya dodol dawet. Artinya tradisi itu mengajarkan tentang kerja sama antara calon pengantin dalam mencari nafkah.
Di mana ibu menjual dan ayah menerima pembayaran, sebuah pelajaran tentang pentingnya saling membantu dalam rumah tangga.
6. Sate Lilit Simbol Ikatan Persatuan Masyarakat Bali
Di pulau Bali, terdapat sate lilit yang terbuat dari ikan cincang dan kelapa parut. Kata lilit sendiri berarti ikat, yang melambangkan harapan agar masyarakat Bali tetap bersatu dan tidak terpecah belah.
Makanan ini sering hadir dalam upacara adat sebagai simbol kebersamaan.
7. Sayur Lodeh Sebagai Penolak Bala
Sayur ini ternyata mempunyai makna filosofi sebagai penolak bala. Biasanya sayur lodeh ini di sajikan saat acara selamatan. Bahan sayurannya yang terdiri dari 12 jenis yang mempunya arti sebagai upaya untuk mencari perlindungan Tuhan.
Sedangkan santan dalam sayur lodeh, juga menjadi simbol penawar racun duniawi. yang mengingatkan bahwa kemewahan bisa menyesatkan jika tidak disikapi dengan bijak.
jadi, dari 7 jenis makanan khas Indonesia ternyata bukan hanya menggugah selera. Tetapi juga menyimpan pesan moral, spiritual, dan sosial yang luar biasa dalam.
Baca Juga: Ragam Makanan Khas Indonesia dalam Jamuan Side Event G20













